Polisi Cari Pemilik Akun YouTube yang Sebarkan Isu SARA Soal Aksi 212

Polisi Cari Pemilik Akun YouTube yang Sebarkan Isu SARA Soal Aksi 212
ilustrasi
Selasa, 06 Desember 2016 22:45 WIB
JAKARTA - Linimasa media sosial akhir-akhir ini diramaikan dengan berita-berita maupun informasi bernuansa SARA terkait gelaran aksi 'Bela Islam III' di Monas 2 Desember lalu. Polisi saat ini tengah menelusuri akun-akun tersebut, termasuk salah satunya akun YouTube.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochammad Iriawan mengatakan, akun tersebut saat ini tengah diselidiki oleh tim Cyber Crime. Akun tersebut mencatut nama sebuah stasiun televisi di China.

"Berkaitan adanya konten di medsos yang meresahkan, sekarang akunnya sedang kita cari yang menamakan Dragon TV, setelah kita cek ke tv China ternyata tidak ada Dragon TV keluarkan itu, dan ini sedang kita cari," jelas Iriawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Dalam tayangan di video itu, pelaku mem-posting isu bermuatan SARA terkait aksi 212 yang telah lalu. Akun tersebut juga mengadu domba antara TNI-Polri.

Kapolda menegaskan, bahwa kekompakan antara TNI-Polri tetap terjaga. Bahkan dalam pengamanan aksi 4 November dan 2 Desember, kedua satuan aparat tersebut bersama-sama melakukan pengamanan.

Tidak hanya itu, aparat TNI-Polri juga terlibat dalam operasi penangkapan 8 orang tokoh yang diduga akan melakukan upaya makar.

"Oleh sebab itu kami sampaikan kepada seluruh khalayak ramai, apa yang ada di medsos itu tidak benar adanya. Oleh sebab itu masyarakat jangan percaya terhadap provokasi yang akan mengadu domba," tegas Iriawan.

Ditegaskan kembali, TNI-Polri tetap solid dalam mengamankan Ibu Kota. "Kami semua dalam keadaan solid, bersama-sama untuk mengamankan Jakarta khususnya dan tentunya mengamankan Indonesia secara umumnya antara TNI dan Polri," sambung Iriawan.

Iriawan yang pada saat jumpa pers didampingi oleh Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana ini juga memperlihatkan foto-foto bukti kekompakan personel TNI-Polri. Salah satunya pada saat penangkapan dua orang mantan petinggi TNI, Kivlan Zein dan Adityawarman Thaha.

Dalam penangkapan kedua tokoh tersebut, personel Polda Metro Jaya didampingi oleh unsur Pom TNI. Operasi yang dilakukan pada Jumat 2 Desember dini hari menjelang aksi itu, ia tegaskan, atas seizin dan sepengetahuan pimpinannya Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Mantan Kapolda Jawa Barat ini juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi hoax maupun isu-isu bernuansa SARA di media sosial. Pihak kepolisian akan menindak tegas pelaku yang menyebarkan hal itu.

"Oleh sebab itu saya minta kepada khalayak ramai jangan coba-coba melanggar UU ITE karena akan kita cari untuk kita minta pertanggungjawaban," tandas Iriawan.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Wahyu Hadiningrat mengatakan, pihaknya saat ini sudah mendapatkan petunjuk soal akun YouTube yang menyebarkan informasi hoax tersebut.

"Akun tersebut menyebarkan konten bernuansa SARA dan juga menghasut serta mengadu domba, akun ini masih kami selidiki tetapi arah-arahnya sudah jelas," ungkap Wahyu.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terkait akun YouTube tersebut. "Kami sudah berkoordinasi dengan Kemenkominfo dan akun tersebut sudah diblokir," tandas Wahyu. (dtc)

Editor:wawan k
Sumber:detikcom
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/