Cerbung Titipan Doa Seorang Kekasih

Cemburu Bermula Cinta (5)

Cemburu Bermula Cinta (5)
Titipan Doa Seorang Kekasih
Kamis, 01 Desember 2016 07:00 WIB
Penulis: Syarifuddin Kasem

Assalamualaikum,by Aisya

“Ya ampun Aisya... bikin kaget aja.” bisik hati Syarief, lalu ia pun membalas SMSnya Aisya.

Wa’alaikum Salam , kenapa pakek hp ibu? Bikin kaget ja”

“Hehe ia, tp jgn SMS2 ksini y... kalau aisya gak SMS duluan”

Ia, Aisya lagi pa?

“Lgi mau tdr, kakak?”

“Sama“

“Ydh, bsk kt smbg lgi y kak, Assalamualaikum kakak

“Ea, Wa’alaikum salam Aisya

Rival melihat Syarief SMSan dengan senyam senyum, sambil berjalan masuk ke kamar.

“Siapa kak?” tanya Rival.

“Aisya,” jawab Syarief sambil duduk kembali dan menghirup kopinya.

“Aisya pakek HP?” Tanya Rival lagi.

“Gak, dia pakek HP Bu Aini, tapi kalau ketauan sama Bu Aini, mati kita!” jawab Syarief senyum

“Itu lah cinta, yang membuat orang jadi berani.”

“Tapi, gimana jadinya ya? kalau Bu Aini tau.” tanya Syarief takut.

“Kalau bicara soal “Bu Aini” Rival angkat tangan kak, Rival paling takut Bu Aini, Rival gak mau main teka-teki sama Beliau, tapi kakak jangan takut, yang penting kakak tidak mempermainkan Aisya.” kata Rival serius.

“Yaa ya ngerti, tidur yuk!”

“Yuk.”

Sambil merebahkan tubuhnya, Syarief kembali terbayang sosok Bu Aini, ia kembali mengingat kata-kata Bu Aini, yang sangat mempercayainya, Sehingga membuatnya sangat takut, ia takut seribu kepercayaan Bu Aini terkhianati oleh satu rasa cinta, hatinya berkata.

“Bu... maafkan Syarief ya Bu, Syarief janji, Syarief akan menjaga Aisya baik-baik, Syarief tidak akan memacari Aisya, apalagi menodainya,  hingga suatu sa’at nanti, Syarief akan berterus terang kepada Ibu, bahwa Syarief mencintai keponakan Ibu, dan Syarief akan menikahinya”

Sehingga Syarief pun terlelap tidurnya dalam senyuman dan rasa takut.

***

Keesokan harinya Syarief kembali mengajar, dari jauh, ia sudah melihat Bu Aini sedang berdiri di balai TPA tersebut, sambil melihatnya, sehingga membuat hatinya berdebar, karena mengingat peristiwa semalam bersama Aisya, tapi ia yakin kalau Bu Aini gak tau, maka ia pun mencoba menampilkan wajah yang biasa-biasa saja, setiba di tempat ia mengajar, Bu Aini langsung mendekatinya.

“Hari ini Syarief ngajar di kelas Ustazah Eliana ya, anak-anaknya biar Ibu yang ajar” kata Bu Aini sambil meyerahkan kitab Tahrirul Aqwal.

“Ia Bu” jawab Syarief sambil mengambil kitab tersebut dari tangan Bu Aini, lalu Syarief pun melangkah menuju kelas Ustazdah Eliana, yaitu kelas tingkat Tsanawiyah yang terletak di bagian selatan balai, ia duduk dan mulai mengajar kitab tersebut, yang kebetulan hari itu sudah masuk ke bagian yang ke 8.

Para santri terlihat siap dengan kitab dan pensil di tangan mereka. Maka Syarief pun mulai memaknai kitab tersebut.

Sementara Aisya yang sedang mengajar, ia mencoba melihat Syarief yang sedang menerjemahkan kitab tersebut, membuatnya terpesona, sehingga ia keasyikan melihat, dan mendengarnya.

Setelah Syarief menerjemah di pembagian tersebut, lalu ia bertanya kepada anak-anak.

“Ada pertanyaan mengenai maknanya?”

Santri-santri terlihat sibuk mengulang makna yang didekte oleh Syarief tadi, mereka mencoba mencari di mana yang tidak mereka paham. Sementara santri yang duduk dekat dengan Syarief, ia berbisik kepada Syarief.

“Ustaz, Ustazah Aisya suka sama Ustaz!”

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77