Terlahir Berbeda, Bocah Ini Dipercaya Sebagai Dewa Ganesha

NEW DELHI - Panshu, bocah berusia enam tahun di sebuah desa di Jalndhar, India, dipercaya penduduk reinkarnasi dewa.

Dikutip dari laman metro.co.uk, Pranshu merupakan anak yang terlahir dengan kondisi berbeda atau langka. Ia memiliki tubuh yang cukup unik yakni tubuhnya pendek, matanya sipit, dan kepalanya besar.

Sementara itu, pada dahinya terdapat tonjolan dimana seperti ada gumpalan di dalamya. Meski fisiknya cukup unik, Pranshu justru menjadi seorang anak yang terkenal dan populer di desanya. Ia telah menjadi seorang anak yang di agung-agungkan oleh warga desa karena banyak yang menganggapnya sebagai reinkarnasi dewa.

Dari beberapa laporan yang ada, setiap harinya ada puluhan orang datang ke rumahnya untuk meminta doa dan berobat padanya. Warga sangat percaya bahwa ia bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan doanya diberkati oleh dewa. Warga menyebut Pranshu sebagai reinkarnasi dari dewa Ganesha yang dianggap sebagai dewa pemberi keberuntungan. Tak hanya di agungkan oleh warga, Pranshu juga di agungkan oleh pemuka agama setempat dan gurunya di sekolah.

Ya, seperti anak-anak lainnya, setiap hari Pranshu juga pergi ke sekolah. Ia akan belajar seperti teman-temannya. Hanya saja, karena ia tak bisa berjalan, ayahnya akan senantiasa mengantar dan menjemputnya di sekolah dengan naik sepeda. Di sekolah, Pranshu begitu dihormati oleh teman-teman dan gurunya.

Pranshu mengatakan, "Aku sangat senang orang-orang begitu baik padaku. Aku juga sangat senang dengan tubuhku yang pendek, kepala besar dan tanduk di dahiku ini. Orang-orang memanggilku Ganesha Ji. Itu membuatku begitu bahagia. Aku ingin seperti ini terus." Sementara itu, seorang warga bernama Jaswinder mengatakan, "Aku juga mengagungkannya seperti warga desa lainnya. Ia seperti dewa Ganesha. Ia memberi keberuntungan dan kemakmuran. Ia benar-benar ajaib."

Mengenai kondisi langka yang dialami oleh Pranshu sendiri, sampai saat pihak medis belum mengetahui kenapa Pranshu bisa berbeda. Pihak medis di rumah sakit setempat hanya mengungkapkan bahwa kemungkinan besar anak tersebut mengalami kelainan hormon atau gen di tubuhnya sehingga membuat berbeda.***