Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
20 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
21 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
19 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
5
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
6
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/

Saat Bertemu Jokowi, 17 Pimpinan Ormas Islam Sebut Negara Ini Gaduh Hanya Gara-gara Satu Orang, Yakni Ahok

Saat Bertemu Jokowi, 17 Pimpinan Ormas Islam Sebut Negara Ini Gaduh Hanya Gara-gara Satu Orang, Yakni Ahok
Sejumlah pimpinan organisasi massa Islam memberikan keterangan pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Rabu (9/11/2016) sore.(tribunnews.com) 
Rabu, 09 November 2016 21:08 WIB
JAKARTA - Sebanyak 17 pimpinan organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, Rabu (9/11/2016) sore. Pimpinan ormas Islam memberikan saran dan masukan kepada Jokowi terkait kasus penistaan agama yang dituduhkan kepada calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Semua pendapat sama isinya, negara ini gaduh hanya karena satu orang. Intinya gitu ya," kata Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI Mahfud MD, salah satu yang hadir dalam pertemuan dengan Jokowi.

Agar kegaduhan tak terus berlangsung, lanjut Mahfud, maka proses hukum terhadap Ahok harus dilakukan dengan baik sesuai aturan yang berlaku.

Proses hukum tidak boleh hanya menggunakan asas kepastian dengan menggunakan pasal-pasal, tapi juga asas keadilan di masyarakat.

"Saya bilang ke Presiden, saya mantan hakim, kalau mau hukum orang tahu pasalnya, kalau mau bebaskan orang juga tahu pasalnya. Itu kalau cuma hukum, tapi kan kita bicara keadilan. Ada rasa, hati nurani," ujar mantan hakim Mahkamah Konstitusi ini.

Mahfud menambahkan, pada prinsipnya masyarakat harus menerima apapun keputusan yang diambil oleh Bareskrim Polri terkait kasus Ahok.

Namun, jika proses yang berlangsung tidak adil, maka masyarakat bisa merasa tidak puas.

"Kita tidak tahu kesan masyarakat terhadap seluruh proses hukum itu tadi. Makanya saya katakan harus betul-betul rasa keadilan ditunjukkan," tambah dia.

Selain Mahfud, hadir dalam pertemuan ini 16 pimpinan ormas Islam lainnya. Mereka yang hadir antara lain Habib Nabil Al Musawa dari Majelis Rasulullah, Khofifah Indar Parawansa dari Muslimat NU, Anggia Emarini dari Fatayat NU.

Lalu, Hamdan Zoelva dari Syarikat Islam dan Yaqut Qolil Qiumas dari GP Ansor.

Dalam sambutannya saat membuka pertemuan, Presiden mengucapkan terima kasih kepada pimpinan ormas karena turut mengawal jalannya unjuk rasa pada Jumat, 4 November 2016, sehingga berjalan damai.Jokowi juga kembali menegaskan bahwa dia tidak melindungi Ahok.***

Editor:sanbas
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/