Wanita Cantik yang Tulis Tak Ada Perempuan Asia Jadi Budak Nafsu Tentara Jepang Ditunjuk Jadi Menteri Pertahanan

Wanita Cantik yang Tulis Tak Ada Perempuan Asia Jadi Budak Nafsu Tentara Jepang Ditunjuk Jadi Menteri Pertahanan
Tomomi Inada setelah dilantik sebagai Menhan Jepang. (merdeka.com)
Sabtu, 06 Agustus 2016 11:59 WIB
TOKYO - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe merombak kabinetnya dua hari lalu. Sosok Tomomi Inada yang berparas cantik jadi salah satu wajah baru, menempati posisi prestisius Menteri Pertahanan.

Di hari pertama kerja kemarin, Inada langsung membuat pusing negara-negara tetangga Jepang, baik China, Korea Utara, maupun Korea Selatan.

Japan Times melaporkan, Jumat (5/8), Inada sejak lama dikenal sebagai politikus ultranasionalis, yang menolak tudingan Jepang melakukan kejahatan kemanusiaan pada Perang Dunia II. Lima tahun lalu perempuan 57 tahun itu pernah dilarang masuk ke Korea Selatan lantaran dianggap sengaja menghina korban agresi Jepang pada masa perang.

Komentarnya setelah dilantik membuat panas kuping diplomat Korea Utara. Politikus Partai Liberal Demokratik itu mengomentari insiden penembakan rudal balistik Korut yang mencapai perairan Jepang tiga hari lalu.

"Korea Utara berbahaya karena kebijakan negara itu tidak bisa diprediksi dan seringkali tidak rasional," kata Inada seperti dilansir Wall Street Journal.

Inada, ibu dua anak yang lama berkarir sebagai pengacara, merupakan politikus perempuan kepercayaan Perdana Menteri Shinzo Abe. Inada pernah menulis buku yang isinya membuat marah aktivis perempuan se-Asia. Dalam buku tersebut, dia menulis bahwa tidak ada bukti perempuan di Nanking, Semananjung Korea, maupun wilayah pendudukan Jepang lainnya yang dipaksa menjadi pelacur alias Jugun Ianfu.

Sebelum menempati posisi Menhan menggantikan Gen Nakatami, Inada pernah mejabat sebagai Menteri Negara untuk Reformasi Birokrasi dan Menteri Reformasi Pelayanan Publik. Selama menjabat dulu, dia termasuk pejabat negara paling rutin berkunjung ke Kuil Yasukuni, tempat penguburan beberapa penjahat perang dari militer Jepang di Perang Dunia ke-2. Atas perilakunya itu, Inada berkali-kali dikecam oleh pemerintah China dan Korsel.

Dengan mengisi posisi menhan, pengamat politik Jepang menduga Abe sedang menyiapkan Inada sebagai calon penggantinya. Jika benar, hal itu bakal menjadi sejarah karena Jepang belum pernah memiliki perdana menteri perempuan.

"Jabatan baru ini akan memberi (Inada) kesempatan bekerja dengan utusan negara lain, mendengar pandangan yang berbeda darinya," kata Yasunori Sone, guru besar politik Universitas Keio Tokyo.

Sikap Inada menghadapi agresivitas Korut maupun China akan menjadi sorotan. Dia sejak lama mendorong revisi UU pertahanan Jepang yang sangat pasifis. Inada ingin Jepang bisa memperkuat angkatan bersenjatanya seperti di masa lalu. "Jepang harus bisa mempertahankan diri dari negara tetangga di Asia Timur yang agresif," ujarnya dua tahun lalu tanpa menyebut China atau Korut.***

Editor:sanbas
Sumber:merdeka.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77