2 Mahasiswa Indonesia Jadi Korban Gempa Susulan di Jepang

2 Mahasiswa Indonesia Jadi Korban Gempa Susulan di Jepang
(detik.com)
Minggu, 17 April 2016 07:07 WIB
TOKYO - Dua mahasiswa asal Indonesia dikabarkan menjadi korban luka dalam gempa susulan yang terjadi di Prefektur Kumamoto, Kyushu, Jepang, Jumat (15/4) dini hari.

KBRI Tokyo memastikan keduanya telah mendapatkan penanganan medis. ''Sesuai dengan informasi yang didapatkan dari KBRI Tokyo, juga terdapat dua mahasiswa Indonesia yang mengalami luka-luka. Kedua WNI tersebut sudah mendapat penanganan medis dan berangsur pulih kembali,'' ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Armanatha Nasir dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Minggu (17/4/2016).

Sementara WNI yang beberapa waktu lalu telah kembali ke rumah karena dicabutnya tanda peringatan kembali mengungsi ke tempat yang telah ditentukan.

"Tim KBRI Tokyo saat ini juga telah berada di titik evakuasi untuk memberikan bahan makanan dan keperluan darurat lain bagi WNI yang membutuhkan," jelasnya.

Armanatha mengatakan KBRI Tokyo berjanji akan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat serta jaringan masyarakat Indonesia di Jepang untuk memonitor perkembangan situasi pasca gempa.

Bagi yang ingin mengetahui informasi terkini terkait kondisi WNI di Jepang dapat menghubungi Hotline KBRI Tokyo di +81-80-3506-8612, Hotline KJRI Osaka di +81-80-31131003 dan e-mail di [email protected], serta akun twitter @KBRITokyo.

40 Orang Tewas

Jumlah korban meninggal akibat gempa dahsyat yang mengguncang Kyushu, Jepang, saat ini mencapai 41 orang. Hal itu disampaikan oleh tim penyelamat yang saat ini sedang dalam usaha pencarian korban yang diduga masih hidup dan tertimbun dalam reruntuhan bangunan dan tanah longsor.

Polisi mengatakan 32 korban tewas Sabtu, 16 April 2016, sebagai akibat dari gempa dan gempa susulan, ditambah 9 jumlah kematian pada hari Kamis sebelumnya. Banyak dari mereka yang tewas adalah lanjut usia, dan beberapa masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan, dan beberapa meninggal dalam kebakaran dan tanah longsor di wilayah pegunungan.

Gempa yang terjadi di wilayah barat daya Jepang pada Sabtu kemarin tercatat oleh badan metereologi setempat dengan kekuatan 7,3 skala richter. Dan gempa tersebut merupakan gempa susulan dari guncangan yang terjadi pada Kamis dengan kekuatan lebih kecil, 6,2 skala richter. Kekuatan gempa itu mampu menggulingkan rumah dan bangunan apartemen, membuat jalanan melengkung dan menyebabkan banyak tanah longsor.

Kepala Sekretaris Kabinet Pemerintah Jepang Yoshihide Suga mengatakan saat ini tim SAR telah diterjunkan untuk mencari orang yang tertimbun di antara 50 bangunan runtuh. Lembaga penyiaran publik nasional NHK menyiarkan sekitar 2.000 orang dirawat karena luka-luka. Dan puluhan ribu lainnya harus meninggalkan rumah mereka menuju sekolah gimnasium, pusat komunitas dan tempat penampungan sementara lainnya menyusul putusnya sambungan listrik di 100.000 lebih bangunan rumah.

Dalam tayangan televisi menunjukkan kepulan asap hitam membumbung dari gunung Aso, yakni gunung berapi yang terletak sekitar 20 mil timur dari kota Mashiki, di Kumamoto Prefecture, yang merupakan titik epicentrum gempa. Gempa bumi dan aktivitas gunung berapi memiliki kaitan erat, namun pihak berwenang mengatakan letusan di Gunung Aso itu kecil dan tidak menimbulkan ancaman langsung.

Beberapa bangunan tua sekitar Kumamoto Castle juga telah runtuh dalam parit. Seperti benteng, bangunan di Aso Shrine yakni sebuah situs Shinto (kepercayaan Jepang) Kuno di lereng utara Gunung Aso yang dianggap sebagai kekayaan nasional juga telah hancur.***

Editor:sanbas
Sumber:detik.com dan tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/