Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
2
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
19 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
3
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
4
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
19 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Eko Adi Prasetyo, Bocah Kelas II SD Ini Jual Makaroni untuk Beli Obat Ibunya yang Derita Batu Ginjal

Eko Adi Prasetyo, Bocah Kelas II SD Ini Jual Makaroni untuk Beli Obat Ibunya yang Derita Batu Ginjal
Eko Adi Prasetyo (9), bocah kelas dua Sekolah Dasar di Kota Semarang yang berkeliling berjualan makaroni untuk membeli obat ibunya yang menderita batu ginjal. (kompas.com)
Senin, 08 Februari 2016 13:14 WIB
SEMARANG - Kisah Eko Adi Prasetyo (9), bocah kelas II sekolah dasar di Kota Semarang, Jawa Tengah, yang berkeliling berjualan makaroni untuk membantu perawatan ibunya yang sakit batu ginjal, memantik kepedulian banyak pihak.

Berkat pemberitaan dari media sosial, semenjak Jumat lalu, orang-orang mulai datang menyalurkan bantuan.

Tak sedikit dari mereka yang membantu Eko dan ibunya dengan mendatangi langsung rumah mereka untuk memberikan bantuan.

Kepada Kompas.com pada penghujung pekan lalu, Dewi, ibunda Eko, bercerita cukup panjang soal anak pertamanya itu.

"Jualan itu emang inisiatif dari Eko. Saya hanya bantu menggorengkan, jualannya pakai sepeda, keliling. Sudah dua bulan ini," kata Dewi.

Dewi yang menderita sakit ginjal bercerita sembari merasakan sakitnya batu ginjal. Ketika ia bercerita, ia minta izin untuk duduk, sesekali tiduran, di kamar indekos berukuran 3 x 3 meter persegi itu.

"Rabu kemarin pas hujan, Eko saya minta enggak sekolah. Saya minta itu karena saat itu sudah enggak ada uang sama sekali. Obat juga sudah habis," ujarnya.

Eko dengan sepeda ontelnya berkeliling mengedarkan makaroni yang telah dibungkus plastik dan diberi saus. Makaroni dijual seharga Rp 1.000 per bungkus.

Setiap kali berjualan, Eko setidaknya membawa sekitar 50 bungkus. Dia masuk ke lorong-lorong jalan, berjalan, sampai makaroninya habis.

Semua hasil berjualan makaroni yang diedarkan diserahkan kepada ibunya. Keuntungan sesekali disisihkan untuk membeli obat batu ginjal.

"Makaroninya yang beli biasanya ibu-ibu," ujar Eko, saat disambangi di rumahnya, di Pedurungan Tengah Gang 9 RT 07/RW 02, Kecamatan Pedurungan.

Eko bersama ibunya, Dewi, dan adiknya, Erma, sudah dua tahun tinggal di tempat kos tersebut.***

Editor:sanbas
Sumber:kompas.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/