67 Wartawan Tewas Saat Bertugas Selama 2015

67 Wartawan Tewas Saat Bertugas Selama 2015
Rabu, 30 Desember 2015 07:41 WIB
PARIS - Laporan dari oranisasi pers dunia, Reporters Without Borders (RSF) pada Selasa menyebutkan bahwa sebanyak 110 wartawan meninggal dunia sepanjang 2015. Organisasi yang berpusat di Paris, Prancis tersebut mengungkapkan bahwa sebanyak 67 wartawan tewas saat bertugas pada tahun ini, sementara 43 lagi tidak diperjelaskan.

Selain itu, 27 wartawan bukan profesional dan tujuh lagi petugas media turut terbunuh.

Menurut laporan itu, sebagian besar angka kematian disebabkan oleh kekerasan yang disengaja terhadap golongan wartawan dan menunjukkan kegagalan inisiatif untuk melindungi petugas media.

"Korban tinggi terutama disebabkan kekerasan yang disengaja terhadap wartawan dan menunjukkan kegagalan inisiatif untuk melindungi personel media," kata laporan itu, menyerukan PBB untuk segera mengambil tindakan.

Sekjen RSF, Christophe Deloire mengatakan, dua pertiga wartawan tewas di negara-negara zona perang pada 2014. Namun, kondisi itu berbeda pada 2015 ketika dua pertiga wartawan tewas di negara-negara yang relatif aman.

"Penciptaan mekanisme khusus untuk menegakkan hukum internasional tentang perlindungan wartawan benar-benar penting," kata Sekjen RSF, Christophe Deloire, seperti yang dilansir The Daily Star pada 29 Desember 2015.

"Kelompok-kelompok Non-negara melakukan kekejaman yang ditargetkan sementara terlalu banyak pemerintah tidak mematuhi kewajiban mereka di bawah hukum internasional."

"110 wartawan tewas tahun ini membutuhkan respon darurat. Seorang wakil khusus PBB Sekretaris Jenderal untuk keselamatan wartawan harus diangkat tanpa penundaan."

Perang Irak dan Suriah adalah tempat yang paling berbahaya di dunia tahun ini bagi wartawan, dengan 11 dan 10 korban jiwa masing-masing.

Ketiga pada daftar adalah Perancis, di mana delapan wartawan tewas akibat serangan jihad pada bulan Januari di kantor majalah satir Charlie Hebdo dalam serangan yang mengejutkan dunia.

Laporan RSF juga memilih India, di mana sembilan wartawan telah dibunuh sejak awal tahun 2015, beberapa dari mereka untuk melaporkan kejahatan terorganisir dan hubungannya dengan para politisi dan orang lain untuk menutupi penambangan liar.

"Kematian mereka mengkonfirmasi posisi India sebagai negara paling mematikan di Asia untuk personil media, menyusul Pakistan dan Afghanistan," kata RSF, mendesak pemerintah India untuk mendirikan "rencana nasional untuk melindungi wartawan".

Laporan ini juga menempatkan sorotan pada 54 wartawan yang disandera di akhir 2015, 26 dari mereka di Suriah, dan 153 wartawan yang berada di penjara, 23 dari mereka di Cina dan 22 lainnya di Mesir.***

Editor:sanbas
Sumber:tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77