Tunjuk Setya Novanto Jadi Ketua Fraksi, Golkar Dinilai Gali Kubur

Tunjuk Setya Novanto Jadi Ketua Fraksi, Golkar Dinilai Gali Kubur
Setya Novanto. (dtc)
Jum'at, 18 Desember 2015 14:20 WIB
JAKARTA - Kritik atas penunjukan Setya Novanto sebagai Ketua Fraksi Partai Golongan Karya di Dewan Perwakilan Rakyat mengalir deras. Tak hanya dari luar, kritik juga datang dari internal partai berlambang pohon beringin itu.

Poros Muda Partai Golkar menganggap aneh pengangkatan Novanto sebagai Ketua FPG. Dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) jelas terungkap bahwa Novanto melanggar kode etik karena diduga aktif mengajak seorang pengusaha minyak Reza Chalid bertemu Presiden Direktur PT Freeport Maroef Sjamsoeddin.  

Bagi Poros Muda Golkar, Novanto telah melakukan perbuatan tercela. "Masa orang yang tercela masih diberikan jabatan publik? Sidang MKD kan jelas-jelas mengatakan bahwa Novanto melanggar etika!" kata juru bicara Poros Muda Partai Golkar Andi Sinulingga saat diwawancara detikcom, Jumat (18/12/2015).

Penunjukan Novanto sebagai ketua fraksi, kata Andi, akan merusak citra Partai Golkar karena dianggap tidak peka dan sensitif mendengar suara publik.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar yang kini jadi Wakil Presiden Jusuf Kalla turut mengkritik pengangkatan Novanto sebagai Ketua FPG.

"Saya kira baru usulan tetapi patut diketahui memang bahwa politik itu adalah kepercayaan masyarakat, kepercayaan itu akan muncul dari persepsi nah kalau persepsi sedemikian rupa sekarang ini kemudian pasti sulit mendapatkan kepercayaan masyarakat, itu saja teorinya politik itu," kata JK di Istana Bogor, Jl H Djuanda, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/12/2015).

JK berharap Partai Golkar akan mengevaluasi kembali pengangkatan Novanto tersebut. Apalagi banyak kader potensial di partai yang layak menjadi Ketua FPG.

Dari luar partai, kritik antara lain datang dari politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul. Langkah mengangkat Novanto sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR dianggap menyedihkan.

"Kami hormati intern Golkar. Tapi kalau yang ganti rolling jadi ketua fraksi, sedih juga," kata Ruhut yang mantan politisi Golkar itu di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (18/12/2015).

"Ini gali kubur buat Partai Golkar," tambah Ruhut.

Ruhut khawatir bahwa Novanto masih punya kuasa sebagai ketua fraksi. Bahkan, bisa-bisa dia menempatkan dirinya sendiri sebagai ketua alat kelengkapan dewan yang strategis.

"Kalau dia masih di dalam, masih ketua fraksi, bisa jadi ketua Banggar, atau ketua MKD. Pakai jubah itu nanti dia," sindir anggota Komisi III ini.

Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, pengangkatan Novanto sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR akan memunculkan polemik baru.

Memang tukar guling antara Novanto dengan Ade Komarudin yang 'dipromosikan' menjadi Ketua DPR adalah untuk menghindari polemik di internal Golkar. Namun sebaliknya, langkah itu malah diprediksi mengundang cibiran dari publik.

"Saya cukup kaget juga ya. Saya kira tadinya Golkar bisa mencari sosok baru, yang lebih fresh," kata Arya Fernandes.

"Mungkin pertimbangan Golkar tukar guling Ade dengan Novanto lebih menghindari polemik di dalam, menghindari pertarungan baru di dalam Golkar. Memang akan ada reaksi dari publik," kata Arya.

Sementara Setya Novanto mengucapkan terimakasih kepada Partai Golkar yang telah mengamanahkan jabatan Ketua Fraksi kepadanya. Dia berharap tak akan ada lagi kegaduhan.

"Saya terima kasih. Dan saya minta maaf ke semua rakyat. Semoga ini ke depan enggak ada kegaduhan lagi," tandasnya. ***

Editor:sanbas
Sumber:detik.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/