Mengharukan, Pemuda Palestina Akhirnya Bisa Memeluk Ibunya Setelah 20 Tahun Tak Bertemu

Mengharukan, Pemuda Palestina Akhirnya Bisa Memeluk Ibunya Setelah 20 Tahun Tak Bertemu
Amjad Yaghi memeluk ibunya setelah 20 tahun tak bertemu. (twnews.co.uk)
Kamis, 05 Desember 2019 12:26 WIB
KAIRO - Amjad Yaghi berpisah dengan ibunya, Nevine Zouheir, sejak 20 tahun lalu. Ketika itu, tahun 1999, Yaghi baru berusia 9 tahun.

KAIRO Amjad Yaghi berpisah dengan ibunya, Nevine Zouheir, sejak 20 tahun lalu. Ketika itu, tahun 1999, Yaghi baru berusia 9 tahun.

Dikutip dari republika.co.id, sang ibu harus meninggalkan Jalur Gaza, Palestina, pergi ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis. Setelah berpisah selama 20 tahun, mereka akhirnya bertemu kembali. Peristiwa Mengharukan itu terjadi di Kairo, Mesir, pekan ini.

Setelah kepergiannya dari Gaza pada 1999, Nevine Zouheir, tidak dapat kembali ke Gaza. Sakit tulang belakang yang dideritanya, mengharuskannya menjalankan operasi.

Meski telah berupaya 14 kali untuk melihat sang bunda, Yaghi yang kini bekerja sebagai jurnalis itu, tidak bisa keluar dari Gaza karena kelompok Hamas mengambil kendali wilayah tersebut pada 2007. Di samping itu, Israel dan Mesir memberlakukan blokade yang mencakup pembatasan perjalanan.

Kesempatan Yaghi untuk berjumpa dengan ibunya pernah terbuka ketika ia diundang untuk menghadiri konferensi di luar negeri. Namun, ia menerima izin perjalanan setelah acara tersebut selesai.

Yaghi pun dianggap tak memiliki alasan yang tepat untuk menyeberangi perbatasan. Penantiannya berakhir begitu diberikan visa untuk memasuki Mesir melalui Yordania. Dia pun beranjak menuju apartemen ibunya di Kota Nile Delta, Benha pada Senin.

Saat sang ibu melihatnya dari balkon, ia pun meneriakkan nama putranya itu. Zouheir bergegas turun untuk memeluk anaknya dan mereka saling berpelukan erat melepas kerinduan.

''Begitu sulit, mengetahui kamu bisa meninggal tanpa mewujudkan impianmu, tanpa melihat keluargamu, yakni ibumu,'' kata Yaghi, yang mengalami luka akibat konflik bersenjata dengan Israel pada 2009.

''Di setiap situasi, kamu membutuhkan seorang ibu. Memang, saya berusia 29 tahun. Tetapi saya membutuhkan ibu di samping saya,'' katanya.

''Saya memiliki saudara yang semuanya hebat, tetapi seorang ibu penting di sebuah negara yang hidup di bawah pendudukan.''

Terkait masalah keamanan, Israel menjaga ketat kontrol terhadap pergerakan warga Palestina di dalam dan di luar Jalur Gaza, yang dirampas oleh Israel dalam Perang Timur Tengah 1967.

Mesir hanya sesekali membuka perbatasan di kota Rafah untuk memperbolehkan orang-orang tertentu melintas, seperti pemegang paspor asing, pelajar dan mereka yang membutuhkan perawatan medis. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/