Dr. Nurlina Subair, M.Si:

Kanker Paru, Inilah Pembunuh Nomor Satu Pria, Sebagian Besar Gara-Gara ini

Kanker Paru, Inilah Pembunuh Nomor Satu Pria, Sebagian Besar Gara-Gara ini
Peserta workshop Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (A2KPI) diikuti organisasi pemerhati kanker di Jakarta serta Makassar dan Bali.
Minggu, 08 Juli 2018 09:51 WIB
Penulis: yahya

JAKARTA-  Kanker paru  pembunuh nomor satu  satu pada pria  dan urutan ke empat setelah payudara, leher rahim dan kolorekta menurut data Globocan, IARC,2012.

Globocan pada 2012 melansir data  menunjukan bahwa kanker paru  menjadi penyebab kematian  pertama pada laki-laki sekitar 21,8 persen.

Demikian ditegaskan Ketua MC3, Dr. Nurlina Subair, M.Si  Minggu (8/7/2018). Fakta dan kasus lapangan itu mengemukan pada workshop di Jakarta 4-5 Juli 2018  digelar Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (A2KPI) diikuti organisasi pemerhati kanker di Jakarta serta Makassar dan Bali.

Dijelaskan, data dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI - RSUP Persahabatan, angka kasus baru kanker paru meningkat lebih dari 5 kali  lipat  dalam kurun waktu 10 tahun terahir.

Sebagian besar penderita datang pada stadium yang sudah membahayakan yakni stadium III B dan IV .

Mengapa  sulit terdeteksi  karena susah mengambil sampel  jaringan tersebut sehingga   sel kanker akan tetap tumbuh dan berkembang  seperti deret ukur.

Adapun penyebab kanker paru adalah asap rokok dan paparan asbes. Namun ada beberapa orang-orang yang hadir tidak merokok namun menderita penyakit kanker.

“Angka kanker  yang meningkat ini maka kehadiran saya di sini membawa  pengalaman bagi MC3 untuk memberikan edukasi kepada masyarakat makassar pentingnya deteksi dini  dan pemahaman tentang kanker paru,”ujarnya.

Acara  di pandu  Ester, humas dari  CISC   menampilkan Mommy Rosalinde  berusia 79 tahun menceritakan pengalamannya sebagai survivor kanker  payudara bilateral dan kanker rahim ( ovarium). Semangat mommy ini luar biasa utuk sembuh.

Dia  tidak henti hentinya mendampingi pasien kanker di RS Dharmais, diusia yang tak muda lagi, Rosaline masih kuat dan tidak terlihat seperti orang sakit.

Menurutnya sakit itu anugrah yang harus di terima dengan senang hati dan ikhlas. Ibu Mega (72 thn), menceritakan menderita kanker paru stadium 4 sembilan tahun lalu dan kanker kolon ( usus) enam tahun lalu  stadium 3 B.

Dikatakannya, ketika sakit pada waktu itu targetnya adalah sembuh, "saya ada sekarang karena semangat dan tekat,”ucapnya. Adapun gejala kanker paru di antaranya; sering batuk dan tak kunjung sembuh, nyeri di dada, sesak napas, batuk berdahak dan berdara, nyeri tulang.

Editor:sisie
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/