Inka Kusmayati, Putri Penggali Kubur yang Diterima di Fakultas Kedokteran Unpad

Inka Kusmayati, Putri Penggali Kubur yang Diterima di Fakultas Kedokteran Unpad
Inka Kusmayati. (tribunnews.com)
Kamis, 19 April 2018 09:56 WIB
CIMAHI - Sejak duduk di bangku SMP, Inka Kusmayati sudah bercita-cita menjadi seorang dokter. Meski menyadari berasal dari keluarga kurang mampu, Inka selalu yakin bahwa cita-citanya bakal terwujud.

Selasa (17/4/2018), air mata haru dan bahagia mengalir membasahi pipi gadis berusia 18 tahun tersebut. Ternyata, dia lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018 dan diterima di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.

''Waktu tahu saya lulus itu kemarin pukul 17.05 WIB, saya buka pengumuman itu lewat komputer, ternyata saya lolos dan kaget banget. Sampai saya teriak dan bapak juga kaget,'' ujar siswi SMAN 1 Kota Cimahi itu di kediamannya, di Jalan Margamulya, Gang Masjid Al-Fatah, RT 09/01, Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (18/4/2018), seperti dikutip dari tribunnews.com.

Putri pasangan Dedi Ismayadi (62) dan Ati Rismiati (48) ini mengaku langsung Sujud syukur setelah mengetahui kelulusannya itu.

''Bapak pun sudah tidak bisa bilang-bilang apa-apa lagi hanya bisa bilang Allahu Akbar, mungkin gak nyangka,'' ujarnya.

Hal itu, lanjutnya, karena untuk bisa lolos ke Fakultas Kedokteran Unpad harus mengalahkan ribuan peserta lainnya dan untuk syarat lolos SNMPTN itu nilai rapornya pun memang benar-benar bersaing.

''Mungkin jika jalannya saya harus menjadi dokter, pasti ada jalan. Contohnya ketika saya masuk SMA juga hanya punya biaya untuk bayar seragam tapi ada rezekinya, hingga bisa lulus,'' katanya.

Untuk biaya di SMA pun ia menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM), sehingga untuk biaya SPP bisa gratis selama satu semester, begitupun dengan semester selanjutnya, ia tetap harus menunjukkan SKTM ke pihak sekolah agar biaya SPP-nya gratis.

Di kediamannya, anak tunggal ini hanya tinggal bersama ayahnya, Dedi Ismayadi (62) yang bekerja serabutan alias tidak memiliki pekerjaan tetap.

''Bapak kerjanya serabutan, kadang jualan burung, batu akik, kadang jadi tukang gali kubur tapi sekarang sudah jarang karena kakinya sudah mulai tidak kuat,'' katanya.

Selain itu, ayahnya yang saat ini usianya sudah mulai menua kerap mengalami sakit asma dan hernia, sehingga untuk menjalani pekerjaan gali kubur sudah tidak akan kuat. Sementara ibunya, Ati Rismiati (48), sejak ia kelas 5 SD berpisah dengan ayahnya, saat ini ibunya tinggal di Cianjur.

''Mamah saya sekarang ada di Cianjur, hingga saat ini belum ada komunikasi lagi. Kalau komunikasi itu tersendat sendat. Sekali komunikasi, kemudian lama gak komunikasi lagi. Terakhir komunikasi itu tahun 2017,'' kata Inka.

Meski kondisi keluarganya tidak seperti siswa-siswa yang lainnya, Inka merupakan siswa yang berpestasi di SMAN 1 Cimahi, namun ia tidak pernah menceritakan masalah pribadinya.

Sementara itu, Kepala sekolah SMAN 1 Cimahi, Doddy Sularto, mengatakan, Inka merupakan siswa yang pintar, giat dan rajin, tapi terkait masalah finansialnya dia tidak pernah bercerita.

''Bahkan pihak sekolah baru tahu orang tuanya bekerja tukang gali kubur, tapi anaknya sama seperti siswa yang lain, semangat,'' katanya.

Ia pun membenarkan, bahwa Inka masuk jalur undangan SNMPTN di Fakultas Kedokteran Unpad, karena Inka memang siswa yang berprestasi di SMAN 1 Cimahi.

''Bahkan pada tahun lalu, Inka masuk dan berhasil mengikuti Olimpade Sains Nasional,'' katanya.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77