Rasulullah Melarang Meniup Makanan dan Minuman Panas, Ternyata Ini Alasannya

Rasulullah Melarang Meniup Makanan dan Minuman Panas, Ternyata Ini Alasannya
Ilustrasi meniup minuman. (int)
Minggu, 07 Januari 2018 15:44 WIB
RASULULLAH SAW melarang mendinginkan makanan dan minuman panas dengan cara meniup.

Dulu para sahabat tak pernah mempertanyakannya. Apalagi Abu Bakar yang bergelar Ash Shidiq, senantiasa membenarkan dan mematuhi Rasulullah; tanpa reserve. Itulah derajat keimanan tertinggi. Begitu seseorang sudah mengakui bahwa Muhammad adalah Rasulullah, selesai semua urusan. Ia tidak perlu mempertanyakan sabda beliau atau berusaha mengkritisinya.

''Dan tidaklah dia-Muhammad- itu berbicara dari hawa nafsunya, tidaklah yang diucapkannya itu melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya.'' (QS. An-Najm: 2-3).

Begitu Rasulullah melarang sesuatu, para sahabat kemudian mematuhi larangan itu. Pun saat Rasulullah melarang meniup-niup minuman, larangan itu dipatuhi tanpa perlu mengkritisi. Larangan itu dijaga tanpa perlu mencari apa alasannya. Cukuplah alasannya, karena Rasulullah telah menyabdakannya.

Barulah pada generasi sesudahnya mulai dicari apa hikmahnya. Meskipun bukan sebuah keharusan bagi seorang muslim untuk sampai pada tingkatan mengetahui hikmah di balik larangan dan perintah, tersingkapnya hikmah dapat kian menguatkan keimanan. Bahwa ajaran Islam ternyata selaras dengan ilmu pengetahuan.

Seperti kata Hasan Al Banna, Pandangan syari dan pandangan logika memiliki wilayahnya masing-masing yang tidak dapat saling memasuki secara sempurna. Namun demikian, keduanya tidak pernah berbeda dalam masalah yang qathi (absolut). Hakikat ilmiah yang benar tidak mungkin bertentangan dengan kaidah-kaidah syariat yang tsabitah (jelas).

Pun dengan larangan meniup minuman ini. Dengan semakin berkembangnya sains kemudian diketahui bahwa ketika manusia bernapas, ia menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbondioksia (C02). Artinya, ketika seseorang meniup sesuatu, sebenarnya ia mengeluarkan CO2.

Sementara itu, makanan atau minuman yang panas mengeluarkan uap air (H2O). Dan bukankah yang biasa ditiup orang hanya makanan atau minuman yang panas?

Apa yang terjadi jika minuman panas ditiup? Bertemulah H20 dengan CO2. Jadilah H2CO3. H2CO3 merupakan senyawa asam karbonat (Carbonic Acid) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman (ph) di dalam darah.

Mengonsumi makanan/minuman yang mengandung H2CO3 membuat keasaman dalam darah meningkat (asidosis). Jika terus-terusan mengonsumsi makanan/minuman yang mengandung H2CO3, maka kinerja ginjal pun jadi menurun atau bahkan tidak berfungsi normal akibat asidosis berat.

Karena itulah para dokter dan ahli kesehatan di abad modern merekomendasikan menunggu minuman/makanan panas tanpa meniupnya. Padahal sejak abad ketujuh, Rasulullah telah menyampaikan hal senada dalam sabdanya:

Dari Abu Said Al Khudri: ''bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam melarang meniup minuman.'' (HR. Tirmidzi)

Ternyata setelah berabad-abad baru diketahui penjelasan ilmiahnya. Maha Benar Allah dan semakin terbuktilah kebenaran agama Islam.***

Editor:hasan b
Sumber:inilah.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/