Cerbung Bagian ke-102

Nikah Siri: Orangnya Baik, Simpatik, Ganteng Lagi

Nikah Siri: Orangnya Baik, Simpatik, Ganteng Lagi
Kamis, 02 Maret 2017 20:29 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara
CANDA BUTET DAN TEMAN-TEMANNYA — membuat Siti terkadang tersudut. Apalagi dikait-kaitkan dengan status janda. Namun, dia mencoba bertahan dengan kelakar  itu. Bahkan mencoba pula melakukan serangan balik.

''Jodoh kan tak harus melihat status. Kapan jodoh itu mau datang, siapa yang bisa menolak...? Kasus perawan ku dulu kan bukan soal suka tak suka. Itu prahara. Musibah'' kata Siti sembari duduk di lantai berbaur dengan teman-temannya yang selalu setia hadir disaat-saat Siti membutuhkan mereka.

''Marah ya...?'' kata Butet karena melihat Siti agak cemberut.

''Marah..?. Ya ngaklah'' Siti memencet hidung Butet yang jadi megap-megap.

''Teringat aku lah, acara peresmian pernikahan kau nanti apa kah ada janur kuning dan tenda biru...?'' kali ini Linda yang bertanya.

''Ngak lah.. biasa saja. Cukup berdoa dan mengundang anak yatim. Cukuplah. Aku kan tau diri juga. Walau pun aku janda kembang dan masih pantas untuk duduk bersanding. Namun rasanya tak enak juga. Apalagi aku kan sudah punya anak. Walaupun calon ku masih perjaka. Tapi dia kan dulu pacar ku juga. Dia paham dan sangat mengerti'' ujar Siti sambil merapikan kerudungnya .

''Aku memang kenal juga dengan si Rizal itu. Orangnya baik. Simpatik. Ganteng lagi... Apalagi, karir di pekerjaannya pun seperti sedang naik daun. Jika dia ingin, pilihan lain. Tentu sangat mudah. Tetapi, dia memang lelaki sejati. Yang tetap ingin memiliki mu dalam kondisi yang bagaimana sekali pun. Itu sebuah kesetiaan yang tiada tara'' kata Rini.

''Yang kau katakan itu betul sekali Rin. Kebanyakan saat ini, pria kan tak semudah itu menerima mantan pacarnya yang justru sudah menjanda. Dia mungkin akan mengalihkan pada plihan lain. Apalagi dia pria sukses. Kan masih banyak gadis-gadis yang cantik...?'' kali ini Linda pula yang menimpali.

''Maksud mu Lin...?'' tanya Rini.

''Jarang menemukan karakter lelalki seperti Rizal itu. Terus terang saja. Jika dulu dia melamar ku. Aku tak pikir panjang lagi. Dialah lelaki pilihan ku. Aku kan juga mengenal baik dia, karena Siti pun dulunya sebelum tertimpa musibah pernah mengenalkan nya pada ku...'' kata Linda tertawa renjai. Dan ungkapan Linda ini justru membuat Siti terpantik cemburu.

''Ngak boleh begitu Lin... Kau ini memanas-manasi Siti saja'' sergah Butet terkekeh.

''Yahhhh... Serius Nih'' kata Linda lagi menjeling kearah Rini.

''Lalu kenapa tak kau dekti dia dulu...?''

''Ahhhhh... Kan sudah milik Siti. Tak boleh menggunting dalam Lipatan. Pagar makan tanaman ha... ha.. ha...'' Linda tertawa kuat. Siti jadi naik panas. Dia mencubit kedua pipi Linda dengan geram. Dia terpukul juga dengan olok-olok Linda itu. Linda meringis kesakitan dengan cubitan Siti itu. Dan mereka semua tertawa ceria di situ. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/