Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
Olahraga
19 jam yang lalu
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
3
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
8 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
4
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
8 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Cerbung Bagian ke-100

Nikah Siri: Jangan Iya Iya Aja Bang

Nikah Siri: Jangan Iya Iya Aja Bang
Selasa, 28 Februari 2017 20:09 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara
PERDEBATAN RUSMAN DAN RATNA - sepertinya kian meruncing. Ratna sangat terpukul sekali akhir-akhir ini ini hanya dikarenakan masalah cucu, dia seolah disingkirkan Ibu. Malah Ibu sering mnyebut-nyebut Siti di depan Rusman. Padahal antara Siti dan Rusman sudah tidak ada hubungan lagi. Pisah...!

''Rat tidak suka Ibu jika cuek dan acuh saja belakangan ini. Rat bukan orang susah. Keluarga Rat orang terpandang dan berada. Jangan hanya dikarenakan soal Rat masih belum memberikan keturunan Rat disepelekan. Dipandang sebelah mata,'' kata Ratna lagi dengan bibir merot-merot seolah menunjukkan pada Rusman dia sedang kesal dan lagi panik.

''Rat.. Abang mohon jangan berpraduga yang tidak-tidak dulu pada Ibu. Tak baik,,'' Rusman menghempaskan duduknya di sisi ranjang. Kedua jemarinya saling meremas. Seolah dia sedang menumpukan kusut hatinya di situ.

''Rat tak berpraduga. Tetapi kenyataannya kan begitu...? Abang kan bisa menilai dan merasakan sikap Ibu belakangan ini pada Rat..''

''Itu hanya perasaan Rat saja. Ibu kan baru sembuh. Mungkin dia mengalami stress atau guncangan. Sikap seperti itu bisa saja muncul. Dan bukan berarti dia tak suka pada Rat''.

''Dari mana hubungan antara sakit Ibu dengan sikapnya itu. Tak ada hubungan Bang. Abang perhatikan saja Ibu belakangan ini. Selalu saja membangga-bangga kan Siti. Tidak ada waktu luangnya lagi jika tak menyebut Siti. Itu apa namanya...?'' Ratna merebahkan tubuhnya lagi, lalu berbalik membelakangi Rusman yang tertunduk lesu.

''Jadi.. Menurut Rat bagaimana sekarang...?'' akhirnya Rusman minta sikap tegas Ratna.

''Terserah abang saja, mau yang bagaimana..?''

''Kok gitu...?''

''Iya... Seharusnya abang yang memberikan pengertian pada Ibu. Bukan Rat. Ngak etis...''

''Maksudnya..?''

''Abang kan bisa membujuk, menenangkan perasaan Ibu, agar tak berubah sikap pada Rat hanya dikarenakan cucu...? Tidak mungkin Rat yang mengatakannya. Tak etis...''

''Baik lah...''

''Jangan baik baik saja Bang.. Abang juga harus bersikap memberitau Ibu agar tak menyudutkan Rat...''

''Ya... akan abang katakana pada Ibu nanti...''

''Jangan nanti... kalau bisa secepatnya...? agar masalah ini jangan berlarut-larut dan tidak akan baik nanti ujungnya''

''Iya... Nanti akan abang temui Ibu secepatnya...'' kata Rusman sembari menarik nafas dalam. Dia nampak begitu galau. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/