Cerbung Bagian ke-82

Nikah Siri: Tersambung, tapi Kenapa tak Diangkat

Nikah Siri: Tersambung, tapi Kenapa tak Diangkat
Rabu, 08 Februari 2017 20:13 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara
MALAM ITU - waktu menunjukkan pukul 11 malam. Siti baru saja mau naik ke atas ranjang untuk tidur. Hp di ujung bantal nya berdering. Segera diraihnya. Di monitor dilihatnya dari Rusman.

''Ada apa...?'' tanya Siti sambil duduk di sisi ranjang setelah hp terdekap di telinganya.

''Icha demam Ti...'' terdengar suara Rusman diseberang.

''Mulai kapan...?'' tanya Siti mendadak resah mendengar khabar Icha sakit.

''Sebenarnya sejak sore tadi dan sudah di bawa ke rumah ssakit. Tetapi sepertinya panasnya turun naik saja...''

''Ya... sudah. Antar saja kemari'' kata Siti sembari tegak sambil memutuskan hubungan telpon. Dia tak mau bertanya jawab dengan Rusman. Karna biasanya ngak ada titik temu. Dia lalu melangkah menuju kepintu kamar Bik Ijah dan mengetuknya. Sesaat pintu terbuka. Bik Ijah yang mungkin baru saja tertidur nampak sedkit agak hoyong.

''Icha sakit Bik.. Gimana Nihhh...'' Siti nampak begitu cemas. Ultimatum seminggu yang disodorkan Siti waktunya tinggal dua hari agar Rusman mengantarkan Icha ke rumah. Tetapi nampaknya dia harus menjemput Icha dan mengabaikan ultimatumnya.

''Jadi...'' Bik Ijah pun mendadak gelisah.

''Tadi sudah saya bilang si Rusman itu agar mengantarnya kemari...'' ujar Siti. Keduanya kini duduk di ruang tengah.

''Lalu apa katanya..?''

''Belum ada jawaban. Karena tadi saya segera putuskan hubungan dengan Rusman. Karena kalau pun diajak bicara tak pernah nyambung. Jadi saya bilang segera antarkan saja kemari'' kata Siti dengan wajah kian cemas dan gelisah.

''Kapan Icha sakitnya... sakit apa...?'' tanya Bik Ijah.

''Tadi sore.. katanya demam tapi sudah dibawa ke rumah sakit. Tapi panasnya turun naik'' suara Siti hilang-hilang timbul.

''Sekarang sudah hampir tengah malam. Saya jadi bimbang dan takut aja Bik... Siti tegak. Bagaimanapun juga namanya anak. Apalagi sudah sebulan ini dia tak ketemu Icha. Lalu mendadak saja di khabari sakit. Bagaimana tidak cemas.

''Atau saya telpon lagi Bik... Bagaimana perkembangannnya. Gimana Bik...?''

''Baiknya memang begitu. Jadi kita tak bertanya-tanya tanpa jawaban seperti ini'' kata Bik Ijah. Siti segera menghubungi Rusman. Namun kali ini beberapakali dihubungi tak diangkat. Siti jadi kalang kabut, Ada apa ini...?'' bisik kecemasan bathinnya.

''Kok jadi begini. Tersambung, tapi ke napa tak diangkat...'' kata Siti yang terus berkali-kaii menghubungi Rusman.

''Ini namanya sudah main-main...'' Siti menghentakkan Hp di meja depannya.

''Kenapa begitu si Rusman itu. Selalu saja mencemaskan'' kali ini Bik Ijah yang menimpali kekesalannya.

Gini saja.... Hubungi si Rizal lah Ti. Kita minta bantu antarkan ke tempat Rusman'' kata Bik Ijah. Usulan Bik Ijah itu segera diterima Siti. Tak ada lagi jalan lain. Harus ke rumah Rusman...! (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/