Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
18 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
2
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
18 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Cerbung Bagian ke-78

Nikah Siri: Rusman dengan Sikap Canggung Menerima Jabat Tangan Siti

Nikah Siri: Rusman dengan Sikap Canggung Menerima Jabat Tangan Siti
Jum'at, 03 Februari 2017 19:52 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara
RIZAL KEMUDIAN MEMBUBUHKAN TANDATANGANNYA - Siti segera mngambil warkah surat cerai itu lalu memasukkan kedalam tas sandangnya.

''Terimakasih Bang atas keiklasan dan kerelaan abang. Semoga semua ini akan menjadi hikmah. Kita berharap dari ini semua ada yang bisa kita petik dalam menghadapi jalan hidup kita ke depan. Dan akan lebih baik lagi'' kata Siti seraya menyodorkan tangannya. Rusman dengan sikap canggung menerima jabat tangan Siti itu. Lama sekali baru genggaman tangan itu dilepaskannya. Dan Siti juga membiarkan tangannya di genggam Rusman begitu lama. Dan dia tak berusaha melepaskannya cepat.

''Siti.. Si kecil kan belum diberi nama... Permintaan abang bagaimana kalau abang yang memberikan namanya...?'' mendadak saja Rusman berkeinginan memberikan nama pada si kecil.

''Boleh... Siti izinkan..'' kata Siti yang merasa tak keberatan jika Rusman memberikan nama pada anaknya. Karena biasanya, nama anak memang ditabalkan ayahnya.

''Siapa namanya...?'' tanya Siti sembari memperhatikan si Kecil lagi bercengkerama dengan Ratna di sudut sana.

''Salsa Cendana''

''Panggilannya...?'' tanya Siti yang sepertinya setuju-setuju saja dengan nama yang diberikan Rusman.

''Icha saja'' kata Rusman lagi.

''Ya... terserah abang saja lah,'' kata Siti.

''Hemmmmm... abang mohon izin Siti. Jika nanti sesekali. Abang kalau rindu pada Icha.. boleh ngak abang pinjam sehari dua tidur di rumah abang..?'' kali ini Rusman menyodorkan permintaan lagi. Siti lama sekali baru menjawab.

''Niat abang baik kan terhadap Icha...?''

''Maksudnya...?''

''Tidak untuk memiliki selamanya....?''

''Dia kan anak abang. Tentu dimiliki tuk selamanya. Artinya biarlah sesekali dia bersama abang...''

''Tak pa. Bagi Siti tidak ada masalah. Tergantung niat baik abang saja terhadap Siti dan dia. Itu saja''

''Terima kasih Siti mau berbagi kasih sayang terhadap Icha..'' wajah Rusman masih saja memelas. Dia seolah-olah belum iklas pisah dengan Siti. Namun dikarenakan syaratnya itu agar dia bisa dekat dengan anaknya. Apa boleh buat. Lagi pula saat ini dia sedang berada dibawah angin. Dia tidak akan bisa berkeras-keras hati dengan Siti. Sebab Siti lah saat ini sedang berada di atas angin.

***

ANTARA SITI DAN RUSMAN - kini telah bercerai. Tidak ada lagi hubungan ikatan suami isteri. Mereka hanya terikat secara langsung karena si buah hati Icha. Itu saja.

Siti juga konsekwen dengan akad yang telah disepakati bersama, jika dia akan mengizinkan Icha jika ingin menginap beberapa hari di rumah Rusman.

Dan untuk sekian kalinya Icha berada di tengah-tengah keluarga Rusman. Kedua orang tua Rusman pun begitu sangat menyayangi cucu perempuan pertamanya itu. Apalagi Ratna yang sampai detik ini belum ada tanda-tanda akan hamil. Membuat keluarga Rusman menaruh cinta dan kasih pada Icha. Seolah tiada duanya lagi. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/