Cerbung Bagian ke-76

Nikah Siri: Kabulkanlah Gugatan Cerai Siti

Nikah Siri: Kabulkanlah Gugatan Cerai Siti
Rabu, 01 Februari 2017 19:40 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara
RUSMAN YANG NAMPAK MASIH KIKU - menarikkan kursi dan duduk disebelah Rizal. Siti tampak biasa saja. Hanya Rizal yang terlihat menampilkan sikap bersahabat.

''Siti... di kesempatan yang mungkin tak nyaman ini. Abang ingin menyampaikan maaf yang sebesar besarnya pada Siti atas praduga. Persangkaan Abang selama ini. Abang salah Siti. Harapan abang hendaknya Siti dapat memaafkan dosa abang,'' suara Rusman terbata-bata. Bahkan dia sama sekali tak sanggup menatap wajah Siti. Dia kebanyakan merunduk.

''Abang sesaat membathin. Kalau dia tadi segera diam dan tak menangis. Mungkin dia merasa ada oang yang seharusbya bertanggungjawab terhadap kehadiran dan jalan hidupnya,'' kata Rusman lagi. Kali ini suaranya agak serak. Bahkan nyaris tak terdengar. Rusman seolah terbawa perasaan dan tekanan bathin.

''Abang akan menebus kesalahan abang terhadap anak abang. Darah daging abang yang selama ini tak bang akui,'' kata Rusman lagi. Dia kini bahkan seperti ingin menangis. Siti tetap tak bergeming. Dia biasa saja. Tak ada sedikit pengaruh rasa terenyuhnya sedikitpun dengan ungkapan Rusman itu.

''Yahhh. Siti maafkan. Tapi Siti minta. Dan Siti juga bermohon pada abang. Kabulkan lah gugatan cerai Siti,'' mendadak saja Siti mengungkapkan rasa hatinya yang selama ini tak pernah ditanggapi Rusman.

Permintaan Siti itu membuat tubuh Rusman mendadak lemas. Dia kini berada diantara dua pilihan. Ingin dekat dengan anaknya atau menolak keinginan Siti.

''Kenapa abang diam...? Apakah abang sanggup menafkahi dua isteri...?'' sergah Siti lagi. Sepertinya Siti tak memberikan peluang lagi bagi Rusman untuk berpikir nanti atau esok.

''Caranya...?'' Rusman minta pendapat Siti.

''Sekarang kita selesaikan dengan pernyataan di atas surat yang abang tandatangani'' kata Siti lagi. Siti kemudian meminta Rizal untuk membeli surat bermaterai. Sepertinya Siti akan memanfaatkan kondisi dan situasi di mana Rusman mulai kalah dalam pertarungan soal si kecil.

Rizal segera beranjak meninggalkan Siti dan Rusman. Rusman seolah tak berkutik. Dia bagaikan sedang menghadapi buah simalakama.

Sebenarnya Rusman masih begitu mencintai Siti. Mengapa dulu dia mencoba menodai Siti agar Siti meminta pertanggungjawaban. Tujuan lainnya agar Siti bisa dimiliki nya secara mutlak. Namun.., kisah bertolak belakang. Siti justru ditudingnya tak suci lagi.

''Sepertinya abang begitu sulitnya lagi melepaskan Siti. Ada apa. Kenapa...? Padahal abang kan sudah punya Ratna. Biarkanlah Siti menempuh dan memilih jalan hidup Siti. Soal si kecil kita asuh bersama. Kan tidak ada masalah...?'' Siti terus membombardir Rusman yang seolah sudah kalah telak itu. Siti sepertinya tidak akan memberi peluang celah sedikit pun untuk Rusman berpikir panjang..!

Sesaat Rizal muncul dengan membawa surat bermaterai. Siti segera menyerahkan surat itu kearah Rusman. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77