Cerbung Bagian ke-40

Nikah Siri: Siti Tetap Tegar Walau Hanya Nikah Siri

Nikah Siri: Siti Tetap Tegar Walau Hanya Nikah Siri
Selasa, 27 Desember 2016 18:49 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara

Bibik diam sebentar dengan ungkapan Siti. Dia memang tadinya juga jadi naik emosi dengan kata-kata Ratna ketika dia mendengarnya juga dari ruang tengah. Dadanya pun seolah ingin meledak membuncahkan keinginan untuk bicara pada Ratna agar menghargai orang yang justru telah disakiti Rusman.

Namun dia sendiri mencoba menahan keinginan itu. Sebab dia takut nanti bisa menambah masalah.

‘’Bibik tadi pun ingin ikut campur. Rasanya tak pantas si Ratna itu bicara soal duit si Rusman itu pada Siti. Urusan nya apa…? Kalau dia ingin menguasai harta Rusman. Ya silahkan saja. Jangan dia seolah menuding Siti menginginkan pula harta si Rusman,’’ kata Bibik dengan bibir merot-merot menahan emosi jiwa.

‘’Iya….. itulah yang sampai saat ini masih berbekas di hati Siti. Apakah dia tak tau. Tuntutan Siti sama Bang Rusman itu bukan harta. Tapi pertanggungjawaban status anak saja. Tak lebih dari itu,‘’ Siti mencoba tersenyum setelah dia bisa melepaskan gumpalan rasa amarah yang tadi menyesak di dada.

‘’Kalau Bibik lihatlah. Nampaknya Rusman itu seperti terjebak harus mengawininya. Sebab, bagaimana mungkin orang seperti si Rusman yang punya kedudukan seperti itu mau dengan wanita yang menurut Bibik tak punya etika. Seharusnya, dia tak perlu menemui Siti. Sebab dia kan tau kalau status Siti  dan si Rusman hanya sebatas Nikah Siri yang menurutnya tak punya hak besar terhadap Rusman. Apalagi masalah gaji. Kalau dia kan sudah jelas, telah menikah secara sah sesuai Hukum Negara,’’ kata Bibik lagi sambil menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang dan besila di situ.

‘’Yahhh….kita ngak tau lah itu Bik. Tapi sepertinya si Ratna itu hanya mau harta Bang Rusman saja. Soal yang bibik katakan tadi Bang Rusman terjebak. Ya ……bisa saja,’’ Siti seperti mendukung  anggapan Bibik.

‘’Ya….sudahlah. Tak usah lagi kita bicarakan masalah si Ratna itu. Sia-sia saja. Kenapa harus jadi pemikiran kita pula’’ kata Bibik, mencoba senyum. Maksudnya,agar Siti juga jangan sampai larut dengan sikap Ratna.

‘’Yang mikirkan siapa Bik…? Kita bicara ini kan teringatnya saja. Aneh gitu Lho….‘’ Siti terkekeh. Sesaat HP diujung ranjang ranjangnya berdering. Siti seger meraihnya. Si kaca monitor dilihatnya dari Rizal. Terkesiap juga dia seketika.

‘’Dari Rizal Bik….?’’ Siti melihat kearah Bibik.

‘’Ya….sudah disambut aja..’’ ujar Bibik segera beranjak keluar. Seolah dia tidak ingin mengusik dan mengganggu pembicaraan Siti dan Rizal.

‘’Ya……Zal…..’’ ujar Siti setelah HP menempel di telinganya.

‘’Siti di mana…?’’ tanya Rizal diseberang.

‘’Di rumah….? Dan sedang bicara dengan Rizal…?, Ada apa…?’’ ujar Siti sambil merebahkan punggungnya diranjang serta melunjurkan kedua kakinya.

‘’Iyalah…dengan siapa lagi. Bagaimana khabar Siti dan kandungannya…?’’ tanya Rizal.

‘’Sehat-sehat saja… Masih tegar kok’’ kata Siti seolah mengutarakan dia masih kukuh walau kemelut belum lagi berakhir. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya…

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/