Cerbung Bagian ke-31

Nikah Siri: Bah..., Kalau Begitu Apalagi, Sikat Sajalah

Nikah Siri: Bah..., Kalau Begitu Apalagi, Sikat Sajalah
Minggu, 18 Desember 2016 19:55 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara

KEDATANGAN Rizal ke Pekanbaru, sama sekali tak diketahui Siti. Sebab, lelaki itu sama sekali tak mengabarinya. Dia baru tau setelah pagi itu ditelepon Rusman yang katanya akan mengadukan Rizal ke pihak berwajib karena telah melakukan tindak penganiayaan sehubungan dengan kasus dirinya.

‘’Jika abang mau mengadukan ke polisi, yah silahkan saja. Siti tak ada urusan walaupun sebenarnya tindakannya itu untuk membela harga diri dan marwah seorang perempuan yang telah abang sakiti’’ ini lah jawaban Siti.

‘’Apakah dia sebagai suruhan Siti untuk menggertak abang harus bertanggungjawab….?’’ kata Rusman, suaranya agak keras terdengar di telinga Siti.

‘’Terserah dengan penilaian abang saja. Seharus Abang tau diri saja. Jika pun abang mau mengadukan dia ke pihak aparat. Apakah,abang tak berpikir bahwa kelak justru abang yang akan Siti adukan balik karena telah memperkosa Siti. Rizal itu hanya ingin mencari keadilan semata, Siti rasa tak lebih dari itu’’ kali ini Siti yang berbalik menyerang Rusman. Selama ini Siti memang masih diam dan tak ingin lagi masalahnya diperpanjang, karena sesuai dengan pesan Emak agar dia berusaha tegar menjalani jalan hidupnya yang memang telah digariskan seperti itu.

Hanya saja dikarenakan Rusman justru selalu saja merasa bahwa dirinya lah yang paling benar, Siti jadi penasaran dan emosi.

***

SIANG itu, usai mengajar dia dihampiri guru rekan sesama mengajar yang selama ini dekat juga dengannya dan masih lajang, Butet.. Ketika itu keduanya sedang duduk di kantin sekolah ketika istirahat.

‘’Ehhhh, aku dengar dari Faridah akibat perbuatan laki-laki bandit itu, kau bunting ya…?’’ Siti hanya mengangguk, kalau Butet tau masalah itu dia tak begitu ambil pusing sebab Butet  cewek batak itu juga sangat dekat dengan dia selain Faridah. Bagaimanapun juga Faridah pasti akan lapor sama Butet.

‘’Jadi…, mintalah pertanggungjawaban. Jangan nanti tak punya ayah pulak di ussok itu’’ kata Butet dengan medok bataknya.

‘’Awalnya, aku memang masih berusaha menahan diri, biarlah musibah ini aku tanggung sendiri. Tetapi, sepertinya lelaki itu semakin tak tau diri. Bahkan kemarin,Rizal melakukan pendekatan baik-baik agar lelaki itu mau bertanggungjawab, ehhhhh…. Malah, main adu jotos segala. Tidak sampai di situ, dia justru menuduh aku mempergunakan tangan si Rizal itu untuk menekannya agar menikahi aku. Padahal, Rizal itu hanya ingin lelaki itu bertindak lebih arif’’ kata Siti sambil merenungi secangkir teh panas di meja depannya.

‘’Bahhhhhh….., kalau begitu apalagi, sikat sajjjalahhh. Jangan kasih hati lagi. Yang peeentingg kau dinikahi, setelah itu nanti gugat cerai. Kalau pun mau dijadikan suami tak terpakainya itu, tak memiliki tanggungjawab dan menganggap sepele perempuan’’ bibir Butet komat-kamit, dia pun seperti terpancing emosi dan seolah tak rela kalau Siti teman baiknya dizalimi seperti itu.

‘’Coba kau kasih masukan sama aku, langkah terbaik yang bagaimana harus aku tempuh’’ Siti minta pendapat Butet.

‘’Kalau aku lah, datangi saja kantornya. Buat ribut di situ. Mana dia tahan jika terus dirongrong’’

‘’Tapi aku tak sanggup seperti itu’’.

‘’Kalau kau tak sanggup biar aku yang membekap. Kessilll lah itu’’.

‘’Aduhhhhh……,bisa gawat nanti’’ Siti sepertinya kurang berkenan dengan cara yang disodorkan Butet.

‘’Apanya yang gawat. Jangan hanya dia yang tau gentingnya,, hansurrrr  kita dia juga harus tau. Gellenggg lah  itu, kapan rencananya kita menemuinya’’ Butet nampak semangat untuk menemui Rusman. Namun Siti, masih belum ada reaksi. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/