Cerbung Bagian ke-30

Nikah Siri: Anda yang Telah Mendahului dan Saya Hanya Kebagian Getahnya

Nikah Siri: Anda yang Telah Mendahului dan Saya Hanya Kebagian Getahnya
Sabtu, 17 Desember 2016 19:00 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara

MENJELANG Magrib, cuaca Kota Pekanbaru nyaris gulita sebab gumpalan kabut asap seolah tak mampu ditembus sinar lampu mercury di pinggiran jalan. Sorotan lampu kenderaan yang lalu lalang di jalan Surdirman pun seakan terbias suram dipulas  kondisi kabut dengan jarak pandang hanya 10 meter itu.

Sebuah mobil sedan warna hitam melaju pelan kearah Simpangtiga kemudian dari depan lokasi Purna MTQ berbelok memasuki jalan Arifin Achmad. Lalu berhenti dan parkir tak jauh dari pintu gerbang sebuah perusahaan perkebunan. Beberapa saat kemudian perlahan ke luar sebuah mobil jeep dari pintu halaman perusahaan itu menuju arah Jalan Soekarno-Hatta. Mobil sedan hitam bergerak mengikuti nya hingga berhenti dipersimpangan karena sedang menyala lampu merah. Kemudian mengarah ke kanan menuju ke persimpangan lalu berbelok kea rah Jalan Tuanku Tambusai.

Mobil sedan itu terus bergerak membuntuti jeep yang terlihat melaju santai saja dan tak jelas ke mana arah tujuannya  dan terus meluncur dari kolong fly over dan menikung ke jalan Pattimura. Ketika Jeep itu membelok kearah jalan  Diponegoro dia lebih memperlambat laju kenderaannya. Mungkin sang pengemudi merasa sedang diikuti dan mobil sedan juga memperlambat lajunya. Jeep mendadak kencang yang juga diikuti sedan melaju kencang dan menikung dari depan Hotel Aryaduta. Sementara hari mulai merangkak agak gelap, Jeep terus bergerak hingga bundaran Jalan Pattimura dan terus bergerak pelan lalu berhenti dibelakang Taman Makam Pahlawan.

Si pengemud jeep  seorang lelaki  langsung turun mendekati mobil sedan yang juga berhenti di belakangnya. Si pengemudi mobil sedan pun membuka pintu lalu ke luar, seorang pria juga.

Yang mengendarai mobil jeep ternyata Rusman dan pengemudi mobil sedan Rizal. Rusman tampak tegang, rupanya yang membuntutinya adalah rivalnya selama ini dalam pertarungan memperebutkan Siti. Rusman seperti sadar jika akan muncul masalah.

‘’Apa maksud Anda mengikuti mobil saya’’ langsung saja Rusman menyodorkan tanya dan tanpa basa-basi walaupun sebelumnya kedua lelaki itu saling kenal, namun tetap saja bagaikan api dalam sekam.

‘’Mau ada urusan sebentar’’ jawab Rizal tenang sambil berpeluk tangan dan menyandarkan punggungnya dipintu mobil.

‘’Urusan apa….?’’ suara Rusman bergetar seperti sedang menahan sesuatu yang menyentak-nyentak di rongga dadanya.

‘’Apa perlu dipertanyakan lagi….?’’ Rizal tampak begitu tenangnya tidak seperti sikap Rusman yang terlihat kalut.

‘’Saya tak mengerti’’

‘’Atau pura-pura tak faham’’.

‘’Masalah Siti….?’’

‘’Yahhhh, itulah persoalannya’’

‘’Apa kepentingannya anda mencampuri urusan itu’’ nafas Rusman mendadak sesak.

‘’Kepentingannya tak banyak, kamu harus bertanggungjawab atas tindakan kamu pada nya’’

‘’Kok anda yang sibuk, sementara Siti saja tak pernah menuntut….?’’

‘’Justru karena itu, sekarang saya yang menuntut. Dia hamil dan bertanggungjawablah menikahinya’’ sergah Rizal dengan suara agak lantang.

‘’Aneh sekali, bagaimana saya mau bertanggungjawab, sementara Siti itu sudah tak perawan lagi, yang saya curiga justru anda lah yang telah mendahului saya dan

saya hanya kebagian getahnya’’ kata Rusman yang seolah menuding bahwa Rizal  lah yang lebih dulu menodai Siti. Rizal seakan tersentak dengan tudingan Rusman itu .Dia jadi kalap lalu ujung sepatunya menghunjam ke perut Rusman yang tampak terjengkang. Limbung dan nyaris terjerembab. Hanya saja, dia seperti tak terima dengan sikap Rizal, dia menghayunkan kepalan tinjunya kearah wajah Rizal. Kali ini Rizal yang terjotos di bibirnya. Terasa perih.Rizal mengusap bibirnya dengan punggung tangan. Berdarah.

Rusman sesaat dalam posisi siap tempur menghadapi tindakan Rizal berikutnya. Namun dia kalah cepat karena Rizal justru lebih dahulu menerjang bokong Rusman yang mendadak jatuh tersungkur. Rizal mendekat, Rusman nampak sempoyongan dengan dua kali terjangan yang tepat sasaran itu. Dua kali tinju Rizal bersarang di dagu dan mata Rusman, sepertinya Rusman tak siap berhadapan dengan Rizal karena waktu tendangan pertama tepat mengenai ulu hati, sebab itu kondisinya tak stabil.

‘’Saya ingatkan sekali lagi anda harus bertanggungjawab dengan menikahi Siti. Itu saja, sebab jika tidak, sampai ke ujung dunia pun anda saya kejar. Ingat itu’’ kata Rizal sembari beranjak meninggalkan Rusman yang masih terduduk tersandar di ban mobil jeepnya. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya…

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/