Cerbung Bagian ke-15

Nikah Siri: Abang Menaruhkan Obat Perangsang ke Minuman

Nikah Siri: Abang Menaruhkan Obat Perangsang ke Minuman
Kamis, 01 Desember 2016 21:30 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara

TERNYATA, Siti yang sudah kelimpungan dan panik itu, tak seutuhnya menerima nasehat Farida. Kondisinya seperti tampak labil. Keinginannya bertemu dengan Rusman ternyata sudah menggebu, mengapa di depan Farida nasehat sahabatnya itu diiyakan, tetapi dibelakang Farida dia justru bertekad bulat menemui Rusman.

Mengapa siang itu dari kediaman Farida dia segera memacu sepeda motornya menuju ke kantor Rusman Seperti biasanya, dia terlebih dahulu menemui Satpam yang ternyata masih mengenalnya.

‘’Mau ketemu Bapak Bu…..?’’ tanya sang Satpam ramah, mungkin dia yakin kalau Siti betul isteri Siri Rusman.

‘’Bentar Bu’’ kata Satpam segera bergegas ke lantai dua, tanpa lagi Siti diminta untuk mengisi buku tamu. Beberapa saat si Satpam ke luar .

‘’Kata Bapak nanti saja akan dihubungi’’

‘’Saya mau ketemu, penting…..!’’ kata Siti dengan suara agak keras.

‘’Saya tak bisa Bu, pesan Bapak nanti dia akan menghubungi. Itu saja’

‘’Antar saya ke ruangannya’’ kata Siti yang segera bergerak cepat beranjak menaiki tangga. Si Satpam kalangkabut dan berusaha menghalangi langkah Siti. Namun Siti tak perduli dia terus merangsak naik. Satpam akhirnya tak berdaya dan mengikuti Siti.

‘’Di mana ruangannya’’ tanya Siti.

‘’Sebelah ujung Bu, anak papan namanya’’ kata Satpam dengan wajah kecut, mungkin takut akan digampar Rusman karena membiarkan Siti masuk. Siti mengetuk pintu beberapa kali lalu menekan gerendel dan menguakkan pintu itu. Rusman yang sedang menulis dibelakang meja begitu tersentak dengan kemunculan Siti yang segera menutupkan pintu dari dalam.

‘’Ada apa ini Siti, kan sudah abang katakan nanti abang hubungi’’ wajah Rusman tampak diliputi kecemasan dan gugup. Dia tegak.

‘’Kok nanya ada apa, seharusnya abang sudah tau kenapa Siti kemari’’ bibir Siti komat-kamit, dia seperti sudah tak terkendali lagi sikapnya.

‘’Abang menaruhkan obat perangsang ke minuman Siti ya. Kejam betul, untuk memiliki seseorang itu harus sportif, bukan dengan cara cara seperti itu. Sudah abang nodai Siti menuding pula Siti tak perawan. Lelaki semacam apa Abang.’’

sergah Siti, Rusman tak berkutik. Bahkan dia sepertinya tak membantah tudingan Siti itu. Sambil berpeluk tangan Siti mondar-mandir di ruangan itu. Sementara Rusman terpacak tak bergerak maupun berkutik. Dia sepertinya tak menyangka jika Siti muncul ke kantornya, sehingga dia jadi bengong sendiri.

‘’Abang memang salah, seandainya Siti masih suci, abang mau bertanggungjawab. Tetapi,kenyataannya Siti sudah ternoda ditangan lelaki lain’’ Rusman mencoba berdalih.

‘’Sudah bertindak kasar, menuduh pula yang macam-macam. Siti tidak minta abang harus bertanggungjawab. Ini semua memang sudah nasib dan resiko Siti. Biarlah Siti yang menanggungkannya. Tetapi abang harus ingat, masalah tidak akan selesai sampai di sini, masih akan muncul lagi nanti masalah dan persoalan  lainnya. Abang harus bersiap untuk itu’’ penampilan Siti yang sebenarnya penuh dengan kelemahlembutan. Kini berubah jalang dan garang. Wajahnya yang cantik manis, menjadi sangar. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya…

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/