Cerbung Bagian-1

Nikah Siri: Berawal dari Tanjung Pinang dan Pekanbaru

Nikah Siri: Berawal dari Tanjung Pinang dan Pekanbaru
Jum'at, 18 November 2016 07:00 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara

SITI Farah Atikah baru saja usai sholat subuh. Dilipatnya sajadah dan menyangkutkannya di bingkai ranjang, Dia lalu duduk dibibir ranjang itu dengan kedua kaki terjuntai. Helai rambutnya yang hitam legam dibiarkannya terurai dan berserak tergerai dipunggungnya. Bahkan anak rambut yang jatuh di kening dibiarkannya juga menggelantung dan sesekali helai-helainya berayun ketika ada desahan menerabas dari helaan nafas yang sesekali terhambur keluar melalui hidung dan bibir.

Sesaat diangkatnya kedua kaki lalu melunjurkan tubuh dan menyandarkan punggungnya dibingkai ranjang seraya menyambar bantal guling dan memelukkannya  ke dada.

Tatapannya nampak  hampa menerpa ke dinding putih di depannya. Tanpa makna. Kosong…….!,-. Tiada geliat yang menggugah benaknya, yang ada hanya helaan nafas panjang. Berkali-kali, jika saja mungkin ada benturan yang tak berujung melanda ke ubun-ubunnya.

Sudah sepekan ini, dia diterpa dan dilanda kegundahan .Dan selama itu pula tiada ketenangan dan ketenteraman yang melipur laranya. Hanya yang ada dekapan kegalauan dan keresahan. Bagaimana tidak, dia sudah diultimatum Ayah harus memberikan jawaban ‘’ya’’ atau ‘’tidak’’, tentang seorang yang  lelaki bernama Rusman yang menurut Ayah ada hubungan kekerabatan juga dengan Ayah. Lelaki itu katanya ingin melamar setelah nanti ada kepastian jawaban dari nya.

Siti memang sudah mengenal Rusman, karena sejak kanak-kanak Ayah dan Emak sering juga dulunya mengunjungi keluarga Rusman bersilahturrahmi. Tetapi itu dulu ketika mereka masih kecil, namun hubungan keluarga sudah terpisah sejak lama setelah keduanya sama-sama dewasa. Jarak tempat tinggal keluarga Rusman di Tanjungpinang dan Siti di Pekanbaru kala itu terasa tak begitu jauh, dikarenakan ada pertautan kekeluargaan jarak itu menjadi dekat,dan kedua keluarga memang saling kunjung.

Hanya saja , sejak Riau daratan terpisah dengan Riau Kepulauan maka saling kunjung itu semakin jarang hingga Siti dan Rusman beranjak dewasa, bahkan boleh dikatakan dengan usia Siti yang mulai berangkat senja begitu juga Rusman ,keduanya memang belum menikah satu sama lain.

Sebab itulah, ada sebentuk  keinginan dari pihak keluarga, menjodohkan keduanya. Rusman menerima, karena memang sejak dulu dia begitu menginginkan Siti untuk bisa dijadikannya sebagai isteri, Siti tau dan faham tentang perasaan cinta Rusman pada dirinya,karena  sudah beberapakali Rusman menghubunginya dengan penggalan-penggalan kata ingin

mempersuntingnya. Hanya saja Siti ,selalu menolak karena dia sendiri sudah punya  pujaan hati bernama Rizaldi dan masih kuliah disalahsatu Universitas Negeri di  Medan, Sumatera Utara. (BERSAMBUNG)

Sinopsis...

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/