4 Wanita dan 1 Anak Pengungsi Suriah Tenggelam dan Tewas Saat Menyeberang ke Yunani

4 Wanita dan 1 Anak Pengungsi Suriah Tenggelam dan Tewas Saat Menyeberang ke Yunani
Pengungsi Suriah. (itv.com)
Minggu, 10 April 2016 07:15 WIB
YUNANI - Empat wanita dan seorang anak-anak pengungsi Suriah tewas tenggelam di perairan Pulau Samos, Yunani. Ini merupakan kematian pertama di Laut Aegean sejak perjanjian kontroversial Uni Eropa dengan Turki untuk membendung jumlah pengungsi tiga pekan lalu.

"Lima orang dinyatakan selamat, tapi lima orang lainnya termasuk wanita dan seorang anak tenggelam ketika perahu plastik mereka terbalik," ujar juru bicara penjaga pantai Yunani dikutip dari AFP, minggu (10/4/2016).

Juru bicara itu mengatakan kapal penjaga pantai saat itu tengah mencari empat orang yang juga berada di papan berukuran 3,5 meter (11 kaki) saat perahu itu terbalik. Hal ini merupakan pertama kalinya ada korban tenggelam ketika berusaha mencapai Eropa melalui jalur Laut Aegea setelah kesepakatan antara Brussels dan Ankara untuk membatasi masuknya gelombang migran pada Minggu (20/3).

Terakhir kali diketahui adanya korban adalah Kamis (14/3) ketika delapan orang dilaporkan hilang di Pulau Kos. Di antara migran yang selamat pada peristiwa perahu terbalik itu diduga ada seorang pelaku perdagangan orang.

"Dia telah ditangkap," imbuh penjaga pantai.

Anak yang meninggal karena lukanya di atas kapal penyelamat Frontex, Badan Eropa untuk Pengelolaan Kerjasama Operasional di Perbatasan Eksternal negara-negara anggota Uni Eropa. Di bawah perjanjian Uni Eropa dengan Turki seluruh migran gelap yang tiba di Kepulauan Yunan dikirimkan kembali ke Turki.

Tujuannya untuk mencegah pendatang menyeberang Aegean menggunakan perahu yang rapuh dengan ancaman mendeportasi mereka langsung ke negara asal mereka. Untuk satu pengungsi Suriah yang dikirim kembali ke Turki, satu warga Suriah dimukimkan kembali di Eropa. Perjanjian ini mendapat kritikan tajam dari kelompok pendukung Hak Asasi Manusia (HAM).

Berdasarkan data dari International Organization of Migrants (IOM) sejak 1 Januari 2016, lebih dari 152 ribu orang tiba di Yunani melalui jalur laut dari Turki. Tiga per empat dari jumlah migran tersebut berasal dari Suriah. 366 orang tewas tenggelam dalam perjalanan.

Penjaga pantai Yunani melaporkan Selasa (5/4) merupakan hari pertama tanpa kedatangan migran sejak tahun lalu. Turunnya angka tersebut sangat membantu karena Yunani menghadapi tugas berat untuk mengidentifikasi, memberikan tempat berlindung, dan memproses para pengungsi yang telah tiba.

Menteri Urusan Luar Negeri Italia, Sandro Gozi mengatakan negaranya dan Albania bekerja bersama untuk mencegah keberadaan rute baru para migran melalui perbatasan Albania dengan Yunani.***

Editor:sanbas
Sumber:detik.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/