Eks Gafatar Yakini Soekarno Nabi, Ini Alasannya

Eks Gafatar Yakini Soekarno Nabi, Ini Alasannya
Warga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) turun dari KRI Teluk Banten 516 saat tiba di Dermaga Mako Kolinlamil, Jakarta, 27 Januari 2016. (tempo.co)
Kamis, 28 Januari 2016 06:05 WIB
DEPOK - Seorang bekas anggota Gerakan Fajar Nusantara Muhamad Sidik menyakini mantan Presiden Soekarno, sebagai nabi. Menurut Sidik, Soekarno dianggap nabi karena menjadi manusia yang bisa mengejawantahkan perintah Tuhan, dengan merumuskan pancasila.

"Sukarno bukan manusia biasa. Soekarno nabi," kata Sidik, di tempat penampungan sementara anggota eks Gafatar di Taman Wiladatika Cibubur, Depok, Rabu, 27 Januari 2016.

Nabi menurut dia adalah orang yang menyampaikan kebenaran. Rumusan Pancasila menurutnya adalah intisari dari Alquran. Sila pertama contohnya, adalah Ketuhanan yang Maha Esa. Esa atau tauhid tersebut, kata dia, adalah bahwa Tuhan tidak ada dua.

"Hari ini masih ada agama Islam, Nasrani, Konghucu dan segala macam. Kok kesannya tuhannya berbeda," ucapnya.

Padahal, kata dia, sejak awal Tuhan hanya ada satu. Dan bagi anggota Gafatar, Tuhan itu tetap satu dari semua agama. Anggota Gafatar mendefinisikan Tuhan harus ada medianya.

Anggota Gafatar, dia berujar, mengakidahi pemimpin Al Qiyadah Al Islamiah Ahmad Mushadeq, sebagai panutan dan guru spiritual. "Beliau yang menjalankan dengan benar, mengaplikasikan bagaimana mengabdikan diri kepada perintah tuhan yang benar," ujarnya.

Adapun, yang dicontohkan Mushadeq dan diikuti oleh semua anggota eks Gafatar yaitu sikap tidak mencuri, berzina, membunuh, berdusta dan sanggup berbudi pekerti luhur. Salah satu contohnya, anggota Gafatar tidak ada yang merokok. "Ini yang berbudi pekerti luhur. Lemah lembut," ujarnya.

Selain itu, pria berusia 49 tahun ini juga mengaku sebagai pengikut komunitas Milah Abraham. Soalnya, di dalam Al Quran juga menjelaskan bahwa manusia mengikuti Nabi Ibrahim. "Hanya satu dari dulu bahwa semuanya Milah Abraham. Yakni pengikut nabi yang hanif. Yang lurus. Makanya kami menamakan Milah Abraham, ucapnya.

Puji Panuntun, 26 tahun, anggota eks Gafatar lainnya mengaku awal masuk Gafatar didoktrin untuk memaknai Pancasila. Menurutnya, Pancasila merupakan rumusan kehidupan manusia. "Kami mengaplikasikan pancasila dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.***

Editor:sanbas
Sumber:tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77