Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
19 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
21 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
18 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
5
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
19 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
18 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/

Tak Mampu Bayar Kontrakan, Nenek dan Cucunya yang Masih Balita Terpaksa Tinggal di Toilet Umum

Tak Mampu Bayar Kontrakan, Nenek dan Cucunya yang Masih Balita Terpaksa Tinggal di Toilet Umum
Oon menggendong cucunya di depan toilet umum yang menjadi tempat tinggalnya. (detik.com)
Minggu, 24 Januari 2016 21:07 WIB
SUKABUMI - Sudah sebulan ini Oon (40) alias Ate tinggal bersama cucunya yang masih balita di sebuah toilet umum di Kampung Sirnagalih, RT 03 RW 29, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Oon sendiri berstatus sebagai janda setelah suami yang biasa menafkahinya meninggal dunia enam tahun yang lalu.

Saat disambangi detikcom sekitar pukul 14.00 WIB, Minggu (24/1/2016), Oon yang sering dipanggil Ate oleh warga sekitar itu tengah tiduran bersama sang cucu di atas dipan kayu yang dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai ranjang. Setiap hari, di ruangan toilet berukuran 2×1 meter persegi itu lah Oon hidup bersama cucunya.

"Saya sudah izin ke ketua RW, mau tinggal di sini karena enggak mampu bayar kontrakan, sebelum ngontrak saya sempat tinggal di rumah orang tua yang akhirnya dijual sebagai warisan. Saya kebagian tapi habis ya buat ngontrak itu," tutur Oon memulai kisahnya bertahan hidup di toilet umum.

Oon mengaku memiliki kerabat, namun pasca orang tua meninggal kehidupan mereka jadi masing-masing. Namun Oon tak perduli dengan keadaan itu, karena menurutnya yang penting bisa mencari makan untuk dia dan cucunya sehari-hari.

"Saya enggak tahu anak saya atau ibunya cucu saya ini kerja dimana, bilangnya sih kerja di Flores. Kadang suka kirim uang juga, tapi itu cuma bertahan enggak sampai sebulan. Sisanya saya bekerja cari rongsokan atau sampah kertas dan plastik yang saya jual ke pengepul," lanjut Oon.

Kalau misalkan cuaca hujan, Oon mengaku tak kuat keluar mencari nafkah. Ketika itu terjadi, dirinya lebih memilih untuk diam di dalam 'kamar' bersama cucunya. Biasanya para tetangga membawakan makanan untuk ia santap bersama sang cucu.

Sementara itu, Ateng, ketua RW 29, membenarkan jika ada warga yang meminta izin tinggal di toilet umum. Menurut Ateng, toilet itu berada di kawasan taman yang dibuat oleh salah satu perusahaan kendaraan bermotor.

"Ibu itu minta izin dan bilangnya sementara, hanya untuk sekedar tidur saja. Ia mengaku sempat mengontrak di kampung Citepus PAM namun enggak mampu bayar," kata Ateng.

Ateng menjelaskan jika ruangan toilet yang ditempati Oon sudah tidak berfungsi dan tak digunakan warga. "Toilet itu ada dua pintu, satu pintu masih berfungsi sementara yang satunya tidak digunakan karena macet. Jadi kami memperbolehkan dia untuk tinggal di situ, karena di ke-RW-an tidak ada lahan untuk dibuatkan rumah buat ibu itu," tandasnya.***

Editor:sanbas
Sumber:detik.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/