Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
19 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
20 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
18 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
5
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
18 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
18 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/

Puluhan Objek Wisata Tidak Tersentuh Pengelolaan

Puluhan Objek Wisata Tidak Tersentuh Pengelolaan
H.Novian Burano, Kadis Budaya,Pariwisata,Pemuda dan Olah Raga (budparpora) Kabupaten Limapuluh Kota (f/int)
Minggu, 24 Januari 2016 22:32 WIB
Penulis: Rino Chandra

LIMAPULUH KOTA-Walau memiliki beragam objek wisata, tapi Kabupaten Limapuluh Kota hanya mampu mengelola Lembah Harau. Itupun tidak berjalan dengan maksimal. Kelengkapan sarana dan prasarana belum terpenuhi sesuai standar tempat kunjungan. Sementara puluhan objek wisata lain di sejumlah nagari tidak tersentuh pengelolaan, padahal jika dipoles sedikit saja dengan dukungan infrastruktur, diyakini bakal menjadi magnet kunjungan.

Sebut saja Sarasah Barasok di Nagari Maek, Kecamatan Bukitbarisan, Nagalau Seribu di Nagari Harau, Kecamatan Harau, Lunsungan di Nagari Solok Bio-Bio, Goa Air di Nagari Batupayuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Sarasah Bulan di Nagari Mungka dan banyak lagi. Tinggal mempermudah akses transportasi saja, pengunjung akan mendatanginya.

Diakui Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Limapuluh Kota, Novyan Burano ketika berdiskusi dengan GoSumbar.com beberapa waktu lalu. Menurut Kadis, memang betul potensi wisata disejumlah nagari yang ada di Limapuluh Kota terkendala akses jalan, hingga yang tertarik berkunjung kesejumlah objek wisata alam hanya orang tertentu saja.

"Setidaknya untuk objek wisata dengan suguhan eksotisme alam di Limapuluh Kota ada sekitar 50 tempat lebih. Sayang untuk menjangkau tempat-tempat itu, perlu perjuangan ekstra. Sehingga yang akan mampu mengunjungi tempat-tempat indah di Limapuluh Kota itu hanya orang-orang tertentu saja,"kata Novyan Burano.     

Meski bagi pecinta wisata alam dengan jiwa petualangan yang cukup tinggi, namun kata Kadisbudparpora ini, tentu tidak banyak orang yang sanggup untuk mengunjungi. Harapannya setiap objek wisata mampu dijangkau oleh masyarakat umum, kendati tetap disediakan fasilitas untuk yang menyukai tanangan petualangan.

Pelaksanaan iven olahraga seperti Carnaval Terbang Layang, Pekan Budaya ditambah dengan upaya mensukseskan Tour de Singkarak, kata Novyan Burano, menyedot anggaran cukup besar."Iven-iven inilah yang menjadi ajang promosi bagi kita, iven panjat tebing, satu lagi yang jadi harapan kita dan belum terwujud sampai saat ini. Sebab anggarannya terlalu besar,"tambah mantan Kepala Bappeda Limapuluh Kota ini.

Pembangunan pariwisata sepertinya belum dianggap sebagai kebutuhan pembangunan Limapuluh Kota. Sehingga anggaran untuk pengembangan pariwisata belum jadi perhatian serius, buktinya DPRD belum memberikan porsi lebih untuk menggali potensi wisata secara lebih besar.

Bahkan, kecilnya jalan menuju objek wisata Lembah Harau yang sudah jelas-jelas menjadi ikon Kabupaten Limapuluh Kota, tidak kunjung terbenahi. Kondisi jalan yang sempit tak kunjung dilakukan pelebaran. Padahal jika di tambah saja rabat beton dibahu jalan, akan sedikit menambah lebar jalan.

"Kita sudah usulkan ke Dinas PU, namun belum dikabulkan. Saat ini jalan ke Harau sangat sempit. Jika dua kendaraan seukuran bus pariwisata berpapasan, salah satunya harus mencari tempat untuk memberi ruang. Begitulah keadaannya saat ini," tambahnya.***

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/