Merajut Kembali Jakartaku!

Merajut Kembali Jakartaku!
Mujahidin Nur.
Rabu, 26 April 2017 21:43 WIB
Penulis: Mujahidin Nur
BEBERAPA hari yang lalu, seorang aktivis perdamaian menelphone saya, kami berdiskusi mengenai kondisi anak-anak negeri ini yang terpecah belah karena Benturan Pilihan Politik.

Alhasil kami sepakat bersama The Islah Centre, sebuah LSM yang konsen dalam perdamaian dan rekonsiliasi konflik merencanakan agenda Islah Nasional (rekonsiliasi nasional) semua elemen anak negeri ini.

"Rencananya, saya akan menggandeng Afi Faradisa untuk memberikan orasi perdamaian untuk memperbaiki tatanan anak negeri ini yang tercerai berai"

Kita semua tidak sadar, kalau selama ini fanatisme benar-benar telah mengotori pikiran kita. Sehingga kita melihat hati nan putih menjadi hitam dan hati yang kotor terlihat bersih.

Kebencian selama ini melilit bukan hanya pikiran kita, namun juga hati kita. segala kata dan ucapan kita tidak lagi berisi, mulut dan hati kita pecah kongsi, bahkan otak pun tidak menyambung lagi dengan pikiran dan rasio sehat kita.

Semua sudah berakhir, semua sudah berlalu, mari eratkan kembali ukhwah kita ; Ukhwah Islamiah kita (persaudaraan karena akidah), ukhwah wathoniyah kita ( persaudaraan karena satu Indonesia) dan ukhwah basyariah (persaudaraan antar anak manusia) apabila masih ada permusuhan karena politik maka berjabatlah tangan dan hati kita. Maafkanlah!

Memaafkan merupakan bentuk tertinggi dari cinta. Ia membebaskan kesenangan, membawa kedamaian, melemahkan emosi negatif, dan mengurangi penderitaan serta kesengsaraan yang tidak perlu. Memaafkan artinya mengijinkan cinta kembali masuk ke dalam kesadaran Anda.

Sebaliknya, menyimpan dendam sama seperti menaburkan racun pada tubuh Anda, jiwa Anda terhambat oleh kebencian, kemarahan, dan emosi-emosi negatif lainnya.

Ketika Anda marah kepada seseorang, otak Anda memicu adrenalin, system syaraf Anda berada pada kondisi waspada, jantung memompa lebih banyak darah, dan perut Anda mengeluarkan lebih banyak asam lambung. Sehingga membuat seluruh tubuh Anda berada dalam kondisi darurat. Menyimpan dendam sangat membahayakan tubuhmu!

Orang lemah tidak akan bisa memaafkan orang lain, karena kepandaian memaafkan orang lain adalah cirri-ciri orang kuat.--- Hadis Baginda Rasulullah. Ust. Mujahidin Nur, Penulis dan Direktur The Islah Center.

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/