Mengenal EMASLIM, Panduan Kepsek Mendidik Lulusan, Siap Dunia Kerja

Mengenal EMASLIM, Panduan Kepsek Mendidik Lulusan, Siap Dunia Kerja
Candrianto, ST, M.Pd
Senin, 11 Juli 2016 16:36 WIB
Penulis: Candrianto, ST, M.Pd (Kepala SMK SMTI Padang)

PROSES pendidikan memiliki tujuan bukan semata-mata untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan tetapi juga ditekankan untuk mempertinggi sikap kritis dan daya kreatif peserta didik. Tujuan tersebut dikorelasikan antara unsur-unsur hakiki manusia yang meliputi cipta, rasa dan karsa (domain kognitif, afektif dan psikomotorik) sebagai salah satu makluk individu, sosial dan sebagai makluk tuhan. 

Bekal ini, akan sangat berarti bagi seseorang dalam menghadapi tantangan global saat ini, termasuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Anak didik di sekolah yang akan masuk dunia kerja ketika menyelesaikan pendidikan, tentu membutuhkan kemampuan untuk bisa bersaing.

Guru dan kepala sekolah sangat berpengaruh dalam membentuk kemampunan itu. Peran guru sebagai main person pendidikan tentu akan berpengaruh ketik adanya kompetensi dari guru itu sendiri. Dan kepala sekolah juga berpengaruh dalam memenej para guru dalam mendidik anak didiknya, karena seorang pemimpin tidak lain adalah seorang nahkoda yang akan mengepalai perjalanan sebuah tujuan pendidikan di sekolah yang dia emban.

Mengambil perumpamaan di Sekolah Menengah Kejuruan SMTI Padang yang melaksanakan proses pembelajaran baik teori maupun praktik dilaksanakan oleh guru profesional. Dan itu, akan lebih berkembang bila Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dapat berperan sebagai edukator, manejer, administrator, supervisi, leader, inovator, dan motivator yang lebih dikenal dengan idiom EMASLIM.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah menjelaskan bahwa kepala sekolah harus memiliki 5 dimensi kompetensi, (1) kompetensi kepribadian, (2) manajerial, (3) kewirausahaan, (4) supervisi dan (5) sosial. Selanjutnya dalam Permendiknas nomor 28 tahun 2010 tentang penugasan Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki kemampuan untuk membangun jejaring dan kerjasama melalui kemitraan baik untuk dunia usaha dan dunia industri, pemangku kepentingan serta stake holder lainnya. Salah satu cara untuk menempuh hal tersebut melalui program sekolah yang disusun secara bersama dengan istilah Emaslim dapat menembus dunia usaha dan dunia industri.

Lahirnya program ini pada dasarnya sebagai pengejawantahan dari peran kepala sekolah sebagai inovator. Yakni, sebagai pembaharu (inovator) kepala sekolah harus berfikir dinamis, peka terhadap segala perubahan yang terjadi dan menjadi pemimpin dalam perubahan. Gagasan baru yang dibuat kepala sekolah idealnya dibuat dengan sasaran yang jelas dan dijabarkan dalam program kerja dan disosialisasikan kepada guru/karyawan/Komite Sekolah/mitra dunia usaha & dunia industri dan stakeholder lainnya.

Disisi lain mengingat kegiatan supervisi yang secara perlahan dipandang belum cukup mampu menjawab berbagai permasalahan di sekolah khususnya dalam meningkatan mutu lulusan sehingga daya serap lulusan oleh dunia usaha dan dunia dapat meningkat dan sesuai dengan tuntutan dunia kerja saat ini, maka bersama stakeholder pendidikan internal, penulis telah menggagas Program Emaslim dapat menembus Dunia Usaha dan Dunia Industri yang lebih memberi penekanan pada perlakuan khusus bagi lulusan dalam hal ini siswa kelas XII SMK SMTI Padang.

Program ini berangkat dari pemikiran bahwa untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja maka perlu dipersiapkan bekal dan perlakuan khusus serta terprogram dengan pola manajemen perubahan dan sekolah masuk industri yang memungkinkan siswa menjadi lebih siap untuk menghadapi dunia kerja. Edward Deming yang menjadi salah seorang pakar manajemen modren dengan pola PDCA dan SDCA telah mengilhami perkembangan dan kesuksesan pakar manajemen melakukan setiap kegiatan yang disebut manajemen perubahan. Maka program khusus ini diyakini akan mensinergikan berbagai potensi yang ada, baik di lingkungan sekolah, orang tua, dunia usaha dan dunia industri ataupun stakeholder pendidikan lainnya.

Disamping itu hasil akhir dari program Emaslim ini adalah pencapain dan peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran dan kualitas lulusan sehingga daya serap lulusan dapat diberi apresiasi oleh dunia usaha dan dunia industri untuk diterima sebagai calon karyawan dibidang operator dan laboratorium kimia juga mengalami peningkatan.

Tak hanya itu, pelaksanaan inovasi pendidikan tidak dapat dipisahkan dari seorang inovator atau pelaksana inovasi itu sendiri. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan kepala sekolah sebagai imovator pendidikan di sekolah, bertanggungjawab untuk keberhasilan dari suatu lembaga pendidikan secara keseluruhan.

Kepala sekolah yang ideal adalah kepala sekolah yang mempunyai kemampuam untuk menjadi seorang inovator, motivator dan administrator. Disamping itu juga sebagai supervisor dalam segala macam kegiatan manajemen sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai karakter/kepribadian yang baik dan kuat, pemahaman dan pengetahuan serta keterampilam bukan menjadi kepala sekolah karena dia dekat dengan kekuasaan, dan mempunyai uang untuk memberikan tip-tip pada pemangku kekuasaan dan kepentingan, atau karena dia putra daerah. Jenis keterampilan profesional yang harus dimiliki kepala sekolah adalah keterampilan teknis, keterampilan hubungan manusiawi dan keterampilan konseptual. (Pidarta 1988).

Kepala sekolah yang memiliki keterampilan konseptual senantiasa menemukan cara atau trik yang dapat digunakan untuk memajukan sekolah. Dengan demikian kepala sekolah dapat merencanakan, merumuskan ide-ide cemerlang sehingga sekolah dalam perkembangannya senantiasa menemukan inovasi-inovasi baru yang tidak saja bermanfaat bagi perkembangan sekolahnya, tetapi dapat ditiru dan dicontoh oleh sekolah-sekolah lain dalam menjadikan sekolahnya sebagai sekolah elit, sekolah yang disegani dan tempat wisata pendidikan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kepala sekolah juga harus mampu memberikan dorongan dan semangat kepada seluruh sumber daya sekolah mulai dari tenaga pendidik, tenaga kependidikan, siswa sebagai peserta didik serta komponen pendidikan lainnya dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Motivasi ini merupakan faktor yang dominan yang menentukan keefektifan kerja dan menciptakan suasana yang kondusif.

Disamping itu, seorang kepala sekolah juga harus memiliki kemampuan dalam melakukan pengelolaan mulai dari pembelajaran, pengembangan sumber daya sekolah, sarana prasarana, keuangan, hubungan masyarakat, hubungan dunia usaha dan dunia industri serta memberikan pelayanan yang prima kepada semua pelanggan baik internal maupun eksternal.

Metode dan Strategi

Untuk mewujudkan keberhasilan program EMASLIM dapat menembus dunia usaha dan dunia industri dengan pola manajemen perubaha dan sekolah masuk industri dilakukan dengan menggunakan metode dan strategi sebagai berikut : (1) Pembentukan kepanitian, (2) Sekolah masuk industri dan (3) Manajemen perubahan.

Menurut Tim Creacev, Director of Research and Development Prosci Research (2011) manajemen perubahan diartikan sebagi berikut, "Change Management : the process, tools and technigues to manage the people-side of change to achieve a required business
outcomne. Ultimately, the goal of change is to improve the organization by altering how work id done”. Manajemen perubahan adalah suatu proses, alat dan teknik untuk mengelola orang-orang untuk berubah dalam rangka mencapai tujuan bisnis yang telah ditentukan.

Tujuan utama dari perubahan itu adalah untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan cara merubah bagaimana cara mengerjakan pekerjaan yang lebih baik.. Wikipedis (2012) menyatakan bahwa ”Change management is an approach to shifting/transiitioning individuals teams, and organization from a current state to a desired future state”. Manajemen perubahan adalah suatu pendekatan untuk merubah individu, tim dan
organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan masa depan. To define Change Management, you could say that it is about managing this transition from the old position to the new. You are unfreezing the old state and refreezing the new state so that it becomes estab (Lesley Partdrige, 2007).

Manajemen perubahan dapat dinyatakan sebagai pengelolaan transisi dari situasi lama ke situasi baru. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pencairan (unfreezing), pada situasi yang lama dan pemantapan bentuk (freezing) ke dalam situasi baru, sehingga menjadi situasi yang mapan.

Kementerian Kehutanan (2012), menyatakan bahwa manajemen perubahan atau change management merupakan pengelolaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan kinerja yang lebih baik. Perubahan merupakan pergeseran organisasi dari keadaan sekarang, menuju keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi, perubahan tersebut meliputi struktur, proses, orang, pola pikir dan budaya kerja.

Berdasarkan dari beberapa definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa manajemen perubahan adalah suatu pendekatan, alat, teknik dan proses pengelolaan sumber daya untuk membawa organisasi pada keadaan sekarang menuju keadaan baru yang diinginkan, agar kinerja organisasi menjadi lebih baik.

Managemen perubahan adalah proses pengelolaan sumber daya untuk membawa keadaan sekarang ini menuju keadaan baru yang diharapkan. Kalau dikaitkan dengan organisasi sekolah, maka dapat dinyatakan bahwa, manajemen perubahan sekolah adalah proses
pengelolaan sumber daya sekolah untuk membawa keadaan sekolah sekarang (sekolah dengan KTSP, bekerja sama dengan dunia industri menuju keadaan sekolah yang diinginkan (sekolah dengan kurikulum 2013, lulusan terserap di dunia usaha & dunia industri, sudah memiliki sertifikat internasional, memiliki sertifikat kompetensi dari BNSP, sekolah adiwiyata, pembelajaran berbasis produk, pembelajaran terintegrasi dengan laboratorium dan berbasis IT).

Pengelolaan yang baik, menggunakan fungsi-fungsi manajemen. Manajemen perubahan sering disebut dengan manajemen transisi dan manajemen inovasi. Dikatakan manajemen transisi, karena mengelola keadaan yang bersifat transisi dari kondisi lama menuju kondisi baru.


Dikatakan manajemen inovasi, karena tujuan dari perubahan adalah pembaruan, dari yang lama ke baru yang lebih spesifik.

Dalam hal pertumbuhan dan perkembangan organisasi sekolah dimana awalnya didirikan organisasi setelah organisasi berdiri dan dikelola dengan baik, maka organisasi tersebut dapat hidup, tetapi bila tidak dikelola dengan baik, akan menjadi setengah mati atau mati. Organisasi sekolah yang telah hidup tersebut, bila dikelola dengan baik akan mampu berkompetisi dengan organisasi yang telah ada, dan bila dikelola semakin baik, maka organisasi sekolah ini akan menjadi pemimpin (leader) bagi organisasi sekolah lainnya.

Perkembangan organisasi yang tertinggi adalah organisasi telah menjadi terkenal. Kalau organisasi sekolah sudah menjadi terkenal, maka pengelolaan akan lebih mudah, pelanggan akan datang dengan sendirinya. (***)

Editor:Calva
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/