Cerbung Bagian ke-61

Nikah Siri: Bibik kan Pembantu, Apa pula Hak Bibik Ikut Campur

Nikah Siri: Bibik kan Pembantu, Apa pula Hak Bibik Ikut Campur
Selasa, 17 Januari 2017 20:27 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara
TANYA Bik Ijah.. membuat Rusman terpaku. Sementara tiga orang lainnya yang belum tahu siapa dan apa hubugannya dengan Rusman, masih tegak di teras dan sepertinya tak ingin ikut campur dengan urusan Rusman dengan Bik Ijah.

''Saya sebenarnya ingin ketemu anak yang dilahirkan Siti. Saya sekarang merasa kalau itu anak saya. Darah daging saya. Saya ingin meminta maaf pada Siti'' akhirnya Rusman bicara dengan bibir terkatup katup.

''Sepertinya jika ingin melihat bayinya. Siti belum lagi mengijinkannya. Agar difahami aja Pak. Soal Bapak mau minta maaf. Itu bukan urusan saya. Nanti ajalah itu. Namun yang jelas. Malam ini Siti belum mengizinkan Bapak untuk melihat anaknya. Entah nanti. Saya tak tau'' kat Bik Ijah masih tegak di depan pintu, seolah menghalangi Rusman untuk masuk.

''Sampai begitu sekali kah Bik. Saya kan hanya mau melihat anak saya. Anak kandung saya. Kenapa tak diperbolehkan...?'' kini Rusman mulai agak bersikap sedikit keras. Setelah awalnya tadi melembut.

''Yang bilang tak boleh siapa...? Hanya Siti belum berkenan malam ini Bapak melihatnya.. Itu saja'' jawab Bik Ijah.

Sepertinya Bik Ijah tak bergeming dengan sikap Rusman walaupun lelaki itu menunjukkan sikap mulai keras.

''Bibik kan pembantu di rumah ini. Apa pula hak bibik untuk ikut campur masalah rumah tangga orang lain...'' bibir Rusman bergetar hebat. Marwahnya seolah begitu direndahkan seorang pembantu.

''Jangan Bapak ukur saya dari sisi pembantu. Sejak Siti itu muda saya sudah mengasuhnya. Saya sudah menjadi orang tua keduanya. Mengapa saya sampai saat ini dipercaya menangani masalahnya,'' kata Bik Ijah yang tak senang jika dirinya diukur sebagai pembantu. Padahal dia sudah menganggap Siti sebagai anak kandung sendiri.

''Sudah lah. Masalah itu saya tak pernah tau apa hubungan Bibik dengan keluarga Siti. Saya hanya ingin melihat anak saya. Bisa apa tidak..'' Rusman sepertinya memberikan ultimatum pada Bik Ijah.

''Kalau Tidak, Bagaimana...?'' tantang Bik Ijah dengan tubuh agak menggeletar. Sikap Bik Ijah yang bagaikan melawan sikapnya membuat Rusman ciut juga nyalinya.

''Saya saat ini masih bisa berlunak-lunak. Saya bisa bertindak tidak wajar nanti dengan melaporkan Bapak ke RT di sini. Bapak tak ada hak masuk ke rumah orang dengan memaksakan diri dan tanpa izin dari orang yang punya rumah. Kita bicara baik-baik sajalah. Jangan sampai ada ancam mengancam'' kata Bik Ijah lagi. Sepertinya Bik kian berani saja. Mungkin sikap nya ini hanya ingin membela Siti saja. Tak lebih dari itu. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya....

Cerita Selanjutnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77