Cerbung Bagian ke-47

Nikah Siri: Seharusnya Suami Siti yang Mendampingi

Nikah Siri: Seharusnya Suami Siti yang Mendampingi
Selasa, 03 Januari 2017 19:15 WIB
Penulis: Indra Wedhasmara
PAGI ITU.. cahaya sinar mentari menerpa masuk menerobos dari celah-celah lubang angin di atas jendela menyengat ke tubuh Siti yang masih pulas tertidur.

Bik Ijah yang sejak pagi sudah bangun dan sudah pula memnyiapkan sarapan di meja kecil di sebekah ranjang Siti tak ingin mengusik tidur Siti. Sebab, dia tau Siti dalam kondisi berat dan mungkin saja sedang keletihan.

''Bik….kepingin susu panas….'' kata Siti . Mungkin dia tau kalau ada bibik di kamarnya walaupun dia terlihat sedang nyenyak tidur.

''Iya…Nih sudah Bibik buat kan. Bangun lah…bawa jalan sebentar… Jangan diperturutkan bawaan badan itu. Karena orang hamil harus bias terus bergerak. Agar nanti ketika melahirkan tak payah,'' kata Bibik segera duduk di bibir ranjang. Bibik segera memijat mijat kaki Siti.

''Seharus nya kan bukan bibik yang mijat….'' kata Siti segera bergerak berat untuk menelentang. Dia tersenyum kearah Bibik yang dianggapnya sudah sebagai orang tua. Bahkan yang setiap mengasuhkannya dan merawatnya. Baik ketika belum menikah hingga saat ini.

''Yahhh….seharusnya suami Siti lah….'' Bibik tertawa renyah.

''Aneh juga ya… Perut gendut. Tapi suaminya mana… Ya…?'' Siti terkekeh.

''Ahhh…sudah lah itu. Jangan lagi diungkit-ungkit. Yang penting sekarang jaga diri Siti. Jangan pikirkan dulu yang macam-macam.''

''Iya…..Kan Teringat nya saja''

''jangan diingat-ingat lagi lah''

''Bibik ngak marah kan dengan sikap Siti terhadap Rizal malam tadi…?''

''Ngak…..Biasa sajalah itu.''

''Maksud Bibik…?'' Siti mencoba mengangkat punggungnya untuk duduk dengan susah payah. Dia kemudian bersandar di bingkai ranjang.

''Yah……..biasa lah itu. Lagi pula Rizal itu kan sudah lama Siti kenal. Bukan siapa-siapa.Bekas pacar lagi. Ya sudah lah. Mungkin itu bukan kehendak Siti tetapi kemauan anak dalam kandungan Siti. Dia kan ingin kasih sayang juga…''

''Bik…Siti sudah bilang sama Rizal kalau nanti Siti melahirkan. Dia Siti minta mendampingi Siti. Boleh kan Bik….?'' kali ini Siti minta pendapat Bibik. Apakah itu pantas.

''Ya…ngak apa-apa. Habis…… Bapak si cabang bayi ngak ada…? Gimana lagi…?''

''Jika nanti Rusman itu datang. Mana tau Bik. Apa sikap Siti''

''Ahhh….gampang lah itu. Bibik yang akan menghadapinya.''

''Serius Nih Bik…?''

''Ya… Bibik tau lah apa yang akan bibik lakukan…'' Bibik tampak bersemangat dalam hal menghadapi Rusman jika saja datang.

''Terimaksih Bik….''

''Ngak perlu terima kasih. Itu memang sudah kewajiban dan keharusan Bibik membela Siti. Kepalang basah. Yahhh… mandi teruslah….,'' Bibik nampak bersungguh-sungguh. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/